Senin, 11 April 2011

Camat Selesaikan Konflik Warga dengan PT Asdal

Thu, Mar 3rd 2011, 09:01

SUBULUSSALAM- Camat Sultan Daulat, Kota Subulussalam berhasil menuntaskan konflik antara warga empat desa masing-masing Sigrun, Lae Langge, Jabi-Jabi dan Suka Maju dengan perusahaan perkebunan PT Asdal Prima Lestari yang telah terkatung-katung selama sebelas tahun.

“Alhamdulillah setelah kita mediasi konflik antara masyarakat dengan perusahaan perkebunan PT Asdal dapat diselesaikan dengan baik,” kata Baginda Nasution, Camat Sultan Daulat, Baginda kepada Serambi , Rabu (2/3) kemarin.

Menurut Baginda, konflik antara masyarakat yang berujung penyanderaan kendaraan truk milik PT Asdal Prima Lestari berawal sejak tahun 20 April 1999 silam. Kala itu, keempat desa yang belum dimekarkan membuat kontrak kerja pengerasan jalan persawahan sepanjang 3,2 kilometer plus parit kiri kanan. Dalam hal ini warga melalui dana bantuan desa (Bandes) membayar perusahaan senilai Rp 70 juta kepada pihak perusahaan selaku rekanan. Namun pihak perusahaan dinilai mengingkari perjanjian lantaran tidak menuntaskan pekerjaan terkait.

Kasus tersebut sudah berkali-kali dipertanyakan masyarakat namun tidak mendapat penyelesaian sehingga menjadi konflik berkepanjangan. Di sisi lain, masyarakat sangat membutuhkan jalan untuk menuju ke lahan pertaniannya. Pihak perusahaan dikabarkan menawarkan mengembalikan uang senilai Rp 70 juta namun warga menolak dan menuntut pekerjaan dituntaskan. Pada tanggal 14 Februari lalu Muspika Sultan Daulat mengundang pihak perusahaan namun hanya diwakili bagian humas sehingga tidak dapat mengambil keputusan. Akibatnya, lanjut Baginda warga menjadi marah dan melakukan aksi dengan menyandera kendaraan milik PT Asdal selama dua hari.

Aksi yang mulai memanas membuat pihak Muspika Sultan Daulat kembali turun tangan untuk menengahi agar konflik yang lebih besar dapat dihindari. Dalam mediasi yang diprakarsai Muspika Sultan Daulat, akhirnya pihak perusahaan bersedia menuntaskan pekerjaan yang sempat terbengkalai selama sebelas tahun itu. Warga pun akhirnya melepas kembali kendaraan yang disandera. “Jadi sekarang ini alat berat PT Asdal sedang bekerja membuka jalan sesuai perjanjian. Dengan pembuatan jalan ini maka masyarakat di empat desa akan sangat terbantu perekonomiannya karena sudah ada akses ke lahan pertanian mereka,” ujar Baginda.

Sejumlah warga yang ditanyai Serambi mengaku sangat gembira dengan dibukanya jalan menuju lahan persawahan mereka. Seperti yang disampaikan Sehat, warga Lae Langge dan Parinto, Warga Jabi-Jabi. Menurut keduanya jalan tersebut akan menjangkau sekitar tiga ribu hektar hamparan sawah yang adapat menampung ribuan petani di sana. Karenanya, warga meminta agar Pemerintah Kota Subulussalam melalui dinas terkait segera mengalokasikan dana untuk pembangunan irigasi teknis agar sawah tersebut dapat digarap petani.

“Sekarang saja sudah dibuka seluas tiga ratus hektar, kalau ada irigasi teknis maka ribuan hektar bisa digarap karena ini satu hamparan,” timpal Jadi warga Sigrun. (kh)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar