tag:blogger.com,1999:blog-1008207024359016732024-03-13T14:14:24.203-07:00SUBULUSSALAMACEH FORESThttp://www.blogger.com/profile/11454249348088219493noreply@blogger.comBlogger73125tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-19282117497851691022011-09-09T07:03:00.000-07:002011-11-22T01:17:50.947-08:00Kerugian gempa Singkil Rp50 MFRIDAY, 09 SEPTEMBER 2011 07:03 <br />
<br />
SUBULUSSALAM - Kerugian akibat gempa yang terjadi pada Selasa (6/9) dini hari di Kota Subulusalam, Provinsi Aceh, mencapai Rp50 miliar. Kerugian tersebut paling banyak karena kerusakan rumah, tempat ibadah, dan gedung sekolah.<br />
<br />
Selain itu, gempa berkekuatan 6,7 skala richter itu juga menyebabkan kerusakan pada masjid dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) setempat. Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Povinsi Aceh Armia.<br />
<br />
Armia tidak merinckan berapa jumlah kerusakan berat dan ringan setiap bangunan tersebut. "Prediksi sementara kerugian akibat gempa itu mencapai Rp50 miliar."<br />
<br />
Adapun kerusakan paling parah adalah di Kecamatan Sultan Daulat, Penaggalan dan Kecamatan Simpangkiri, Ibukota Kota Subulussalam.<br />
<br />
Kabag Humas Pemerintah Kabupaten, Kota Subulussalam Muhammad Amrin Tibro, Rabu (7/9), mengatakan pihaknya terus mendata jumlah kerusakan. Untuk mengetahui secara pasti kerusakan, pihaknya juga menerima laporan dari camat di setiap kecamatan setempat.<br />
<br />
sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214909:kerugian-gempa-singkil-rp50-m&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0Singkil Utara, Subulussalam, Aceh, Indonesia2.3449261578261145 97.962341308593752.0910696578261145 97.646484308593756 2.5987826578261144 98.278198308593744tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-78933569424006117962011-09-08T23:07:00.000-07:002011-11-16T20:44:59.480-08:00524 siswa belum bisa masuk sekolahTHURSDAY, 08 SEPTEMBER 2011 23:07 <br />
<br />
SUBULUSSALAM - Sedikitnya 524 siswa dari empat sekolah di Kota Subulussalam, belum bisa melakukan proses belajar mengajar (PBM) karena bangunan sekolah rusak parah.<br />
<br />
Sekretaris Disdik, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kota Subulussalam, Asmial, mengatakan hari ini, keempat sekolah yang belum bisa PBM tersebut masing-masing SDN 2 Runding (168 murid), SDN Pasir Panjang (178 murid), dan SDN Lae Langge (84 murid). “Solusi secepatnya adalah sekolah darurat atau tenda agar anak-anak tetap bisa belajar,” kata Asmial.<br />
<br />
sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214863:524-siswa-belum-bisa-masuk-sekolah&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0Jalan Singkil, Gunung Meriah 1, Indonesia2.3806013679911198 98.04199218752.12678386799112 97.7261351875 2.6344188679911196 98.3578491875tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-69409992553615228832011-09-07T01:57:00.000-07:002011-11-15T02:01:03.110-08:00Gempa rusak 1.417 rumah di AcehWEDNESDAY, 07 SEPTEMBER 2011 14:07 <br />
<br />
SUBULUSSALAM - Gempa daratan berkekuatan 6,7 skala Richter (SR) mengguncang Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil, Selasa (6/9) sekira 00.55 WIB. Getarannya juga dirasakan hampir di seluruh Aceh dan sebagian Pulau Sumatera hingga Malaysia.<br />
<br />
Empat orang meninggal akibat dampak langsung maupun tak langsung dari gempa ini dan ribuan rumah serta bangunan lainnya rusak. Sebagian besar bahkan rusak parah.<br />
<br />
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Mata Ie, Aceh Besar, Syahnan menyebutkan, berdasarkan hasil deteksi seismograf (alat pencatat gempa), guncangan gempa berpusat di 2,81 Lintang Utara (LU)-97,85 Bujur Timur (BT), dengan kedalaman sekitar 78 kilometer. Persisnya 59 kilometer (km) arah timur laut Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil. Gempa ini tak memicu tsunami.<br />
<br />
Mayoritas penduduk di Subulussalam dan Aceh Singkil merasakan goyangan gempa hanya sekitar dua menit. Namun, sebetulnya menurut data BMG Mata Ie, gempa itu berlangsung 15 menit dengan durasi yang dirasakan manusia hanya sekitar 30 detik.<br />
<br />
Didampingi staf operasional BMG, Umaroh, Syahnan menjelaskan, gempa daratan yang tergolong kuat itu, menggoyang hampir seluruh wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, bahkan Malaysia.<br />
<br />
Umaroh menyebutkan, sejauh ini belum tercatat adanya gempa susulan pascagempa utama di Kabupaten Aceh Singkil. “Pusat gempa tersebut persisnya berada di darat. Begitupun, hingga sejauh ini belum terdeteksi adanya gempa susulan, namun kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada,” katanya.<br />
<br />
Gempa tersebut dilaporkan telah merusak lebih dari 1.417 rumah di Kota Subulussalam. Rusak berat 417 unit, sisanya rusak ringan. Di Singkil sendiri kerusakan infrastruktur tak seberapa, namun di Aceh Selatan dampaknya cukup destruktif. Di sepuluh desa dalam Kabupaten Aceh Selatan tercatat 310 rumah rusak. Dampak gempa kali ini juga dirasakan di Sumatera Utara. Tiga kabupaten berdekatan dengan Subulussalam, yakni Pakpak Bharat, Humbanghasundutan (Humbahas), dan Dairi mengalami kerusakan parah. Di Pakpak Bharat saja, 40 rumah rusak berat, 60 rusak sedang, dan 140 rusak ringan.<br />
<br />
Belum lagi rumah ibadah, rumah sakit, bahkan termasuk pendapa bupati dan pendapa wakil bupati. Di Dairi, seorang warga meninggal akibat gempa, tiga lainnya luka parah.<br />
<br />
Di Subulussalam sendiri seorang murid SD meninggal tertimpa beton yang luruh dari bangunan Akbid Medica Bakti Persada di sebelah rumahnya. Korban tewas lainnya yang merupakan dampak tak langsung dari gempa ini terjadi di Kecamatan Singkohor dan Kuala Baru, Aceh Singkil. Masing-masing satu warga yang mengalami serangan jantung dan asma diduga terkejut karena gempa, akhirnya meninggal, Selasa dini hari. Dengan demikian, gempa Singkil ini menyebabkan empat nyawa melayang.<br />
<br />
Tentang kerugian materiil masih belum bisa ditaksir. Namun, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Subulussalam menaksir kerugian di kota itu saja akibat gempa kemarin tidak kurang dari Rp 50 miliar.<br />
<br />
Sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214680:gempa-rusak-1417-rumah-di-aceh&catid=13:aceh&Itemid=26">waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0Subulussalam, Indonesia2.2824003 97.78940142.0285438 97.473544400000009 2.5362568 98.1052584tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-54378434843796081162011-09-07T01:51:00.000-07:002011-11-15T01:55:47.602-08:00Jalan Negara di Sultan Daulat putusWEDNESDAY, 07 SEPTEMBER 2011 09:05 <br />
<br />
SUBULUSSALAM - Gempa berkekuatan 6,7 skala ricter, tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi turut merusak sejumlah insfratruktur baik rumah, kantor maupun tempat ibadah.<br />
<br />
Bahkan, gempa yang terjadi sekitar pukul 00.57 WIB, turut membelah ruas jalan Negara di jurang Simenjeren, Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam sepanjang 25 meter dengan lebar sekitar lima sampai enam centimeter.<br />
<br />
Sapri Tinambunan (29), warga Sultan Daulat mengatakan setidaknya ada lima titik ruas jalan Negara di sekitar Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat yang terbelah. Kondisinya terbelah dan sebagiannya turun beberapa centimeter.<br />
<br />
“Jalan yang terbelah ini kalau tidak segera diantisipasi terancam putus, karena sedikit saja hujan bisa amblas,” kata Sapri dan dibenarkan warga lainnya Malim Nadar (38) pagi ini.<br />
<br />
Selain itu dua tanggul yang baru dibangun di sekitar Jongkong, desa Singgersing juga amblas. Sebelumnya, tanggul tersebut juga sudah ambruk sebelum selesai dikerjakan. Sementara di tikungan menanjak Simenjeren, desa Singgersing terjadi longsor yang menimbun badan jalan sepanjang sekitar enam meter dan menutup setengah badan jalan. Karena berada persis di tikungan dinilai sangat rawan kecelakaan.<br />
<br />
Sumber : <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214551:jalan-negara-di-sultan-daulat-putus&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0Sultan Daulat, Subulussalam, Aceh, Indonesia2.3915781705923931 98.050231933593752.137768170592393 97.734374933593756 2.6453881705923932 98.366088933593744tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-19738993270852087882011-09-06T23:59:00.000-07:002011-11-15T20:45:02.925-08:00Inilah Data Terbaru Kerusakan Gempa AcehTUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 23:59 <br />
<br />
SUBULUSSALAM – Gempa berkekuatan 6,7 SR yang menimpa Aceh dan Sumatera pada Senin (6/9) kemarin dinyatakan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) tidak berpotensi tsunami. Gempa yang terjadi sekitar pukul 00:55:12 WIB ini terjadi di di kedalaman 78 km. Pusat gempa berada di 59 km Timur Laut Singkil Baru, Aceh.<br />
<br />
Tercatat bebrapa kerusakan terjadi akibat gempa. Data terbaru yang diperoleh dari kantor Walikota Subulussalam hingga hari ini menyatakan satu orang tewas akibat terkena reruntuhan. Korban tewas tersebut bernama Dediansyah Putra alias Cok Abang yang berusia 10 tahun.<br />
<br />
Selain itu, tercatat juga korban luka-luka akibat terkena reruntuhan bangunan. Korban tersebut antara lain, Jono (30) luka bagian leher terkena kabel listrik, Aan, luka terkena kaca, Siti Mala (33) luka di tangan kanan. Selanjutnya, Yuni (7) luka di pinggang. Lesmi (4) luka di paha, Rizki (1) luka di tengkuk. Ada lagi Yoga (12) luka lecet di telinga, Al Andrean (12) luka lecet di tangan, Arman (38) dan Istri Arman.<br />
<br />
Sementara itu, tercatat kerusakan 66 unit rumah penduduk. Ada juga kerusakan bangunan sekolah. Rincian kerusakan bangunan pendidikan ini antara lain, TK 2 unit, SD 6 unit, Madrasah Ibtidaiah Negeri (MIN) 3 unit, SMP 3 unit, SMA 3 unit, Pondok Pesantren 3 unit, Akademi kebidanan sebanyak 1 unit.<br />
<br />
Selanjutnya, ada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)/Pusat Kesehatan Masyarakat Desa (Poskesdes) 5 unit, Kantor Urusan Agama (KUA) 1 unit, dan toko 2 unit. Ada juga kerusakan di mesjid/mushalla 6 unit, aula kantor camat 1 unit.<br />
<br />
Tak hanya itu, bangunan kantor dan pendopo Walikota Subulussalam retak. Selain itu dua unit jembatan putus dan Jalan Negara terbelah. “Kementerian Sosial menyiapkan bahan makanan dan kebutuhan lainnya, seperti tenda, senilai sekitar Rp1 miliar untuk para korban gempa,” ujar Walikota Subulussalam, Merah Sakti Kombih, hari ini.<br />
<br />
Sementara itu, Menteri Sosial, Salim Segaf Al-Jufri menjamin stok makanan di Aceh aman hingga dua minggu ke depan. "Kita punya buffer stock di sana untuk dua minggu," kata Salim di Jakarta.<br />
<br />
Sebelumnya, gempa bumi yang berpusat di Singkil terasa di sejumlah daerah Sumatera Utara seperti Nias, Medan, Tanah Karo, Dairi, Pakpak, Siantar dan Simalungun serta Tapanuli Tengah, Kisaran. Bahkan getaran ini juga terasa hingga ke Padang, Sumatera Barat.<br />
<br />
Setelah terjadinya gempa, aliran listrik di Kota Singkil dan Subulussalam terputus. Satu unit tiang listrik di Singkil dilaporkan langsung tumbang yang mengakibatkan aliran listrik langsung padam.<br />
<br />
Di Medan, guncangan gempa berlangsung kurang lebih 1 menit. Guncangan yang relatif kuat ini sempat membuat panik warga Medan, khususnya yang berada di gedung bertingkat. Tanpa dikomando, warga berlarian ke luar untuk menyelamatkan diri.<br />
<br />
Kepanikan juga melanda sejumlah pasien Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi. Akibatnya, Ratusan pasien berlari ke luar rumah sakit serta merta dengan memboyong fasilitas medis yang masih menempel di badan pasien semisal infus. Bahkan pasien dan karyawan serta perawat dan tim medis yang berada di lantai 2 hingga 7 RSUD Pirngadi Medan sempat berebutan menuju tangga karena lift sempat terheti akibat matinya aliran listrik.<br />
<br />
Selain di RSUD Pirngadi, pemandangan panik dan menyelamatkan diri juga terlihat di sejumlah hotel bertingkat tinggi di Medan seperti JW Marriot, Grand Angkasa, Danau Toba Internasional dan Grand Swissbell Hotel. Para penghuni dan karyawan hotel sempat berhamburan akibat gempa.<br />
<br />
Sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214571:inilah-data-terbaru-kerusakan-gempa-aceh&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a><br />Unknownnoreply@blogger.com0Singkil, Subulussalam, Provinsi Aceh2.2824003 97.78940142.0285438 97.473544400000009 2.5362568 98.1052584tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-9282609075194997262011-09-06T22:06:00.000-07:002011-11-15T20:43:17.769-08:00Kerugian gempa di Subulussalam Rp40 MTUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 22:06 <br />
<br />
BANDA ACEH - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Asmadi Syam melalui Kepala Bidang Pencegahan, Armia menyebutkan, kerugian gempa yang berkekuatan 6,7 SR pada Selasa (06/9) pukul 00.55 WIB di lokasi 2.81 LU — 97.85 BT dengan kedalaman 59 Km timur laut Aceh Singkil mencapai miliaran rupiah. “Laporan ini saya terima dari Kepala BPBD Kota Subussalam,” kata Armia malam ini.<br />
<br />
Estimasi kerugian akibat bencana gempa tersebut untuk Kota Subulussalam mencapai Rp40 miliar. Selain satu orang yang meninggal juga ditemukan ratusan bangunan yang rusak berat, termasuk gedung DPRK Subulussalam.<br />
<br />
Armia melanjutkan di Kota Subulussalam tidak ada titik pengungsian, hanya saja warga panik berhamburan keluar. Sedangkan di Aceh Singkil ada sekitar 60 KK yang mengungsi di lima titik di Kecamatan Rimo, Aceh Singkil. Namun hingga saat ini dilaporkan warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing. “Kondisi Aceh Singkil saat ini sudah berangsur normal kembali,” kata Armia.<br />
<br />
Terkait korban jiwa dan bangunan yang rusak di Aceh Singkil sedang dalam proses pendataan. Armia menjelaskan untuk korban jiwa tidak ada di Singkil, namun kerusakan bangunan sedang dalam proses pendataan.<br />
<br />
“Hingga saat ini kita belum tahu jumlah kerusakan akibat gempa di Aceh Singkil,” kata Armia. Ketika ditanya dana tanggap darurat BPBA, Armia mengatakan dana itu disediakan oleh Dinas.<br />
<br />
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh (DPKKA). Pihaknya akan mengusulkan ke Gubernur Aceh untuk dana tanggap darurat tersebut setelah ada data dan laporan secara lengkap. Untuk menghimpun data tersebut, pihaknya akan turun ke Aceh Singkil dan Subulussalam guna memantau dampak dari gempa 6,7 SR itu.<br />
<br />
Kepala Badan Penanggulanggan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Singkil, Hendri Silalahi ketika dihubungi, mengatakan dampak gempa lebih berat di Kota Subulussalam. Saat ini kondisi di Aceh Singkil pasca gempa sudah kembali normal, warga sudah menjalankan aktifitas seperti biasanya dan instansi pemerinatahan juga normal.<br />
<br />
Ketika ditanyai soal kerugian, Hendri mengaku belum bisa dilakukan perhitungan karena masih sedang dalam proses pendataan. Terkait kerusakan bangunan di Aceh Singkil hanya sebatas kerusakan ringan. Namun ada dua bangunan yang dikabarkan roboh rata dengan tanah, yaitu Panti Asuhan Suro di Singkil dan bangunan Puskesmas di Kecamatan Pulau Banyak. “Kedua bangunan itu baru saja di bangun dengan dana APBK dan belum diserah terimakan,” kata Hendri.<br />
<br />
Sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214534:kerugian-gempa-di-subulussalam-rp40-m&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a><br />Unknownnoreply@blogger.com0Singkil, Subulussalam, Aceh 2.3119943869078541 97.8552246093752.0581378869078542 97.539367609375 2.565850886907854 98.171081609375tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-84590266424968604692011-09-06T19:07:00.000-07:002011-11-15T20:32:31.123-08:00Gempa, 66 rumah rusak di SubulussalamTUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 19:07 <br />
<br />
SUBULUSSALAM – Data terbaru yang diperoleh dari kantor Walikota Subulussalam hingga tadi sore, tentang korban dan kerusakan akibat gempa, yakni korban jiwa satu orang, Dediansyah Putra alias Cok Abang berusia 10 tahun.<br />
<br />
Sementara luka-luka akibat terkena reruntuhan bangunan, Jono (30) luka bagian leher terkena kabel listrik. Aan, luka terkena kaca, Siti Mala (33) luka tangan kanan.<br />
<br />
Selanjutnya, Yuni (7) luka di pinggang.Lesmi (4) luka di paha, Rizki (1) luka di tengkuk. Yoga (12) luka lecet di telinga, Al Andrean (12) luka lecet di tangan, Arman (38) dan Istri Arman.<br />
<br />
Sementara bangunan yang rusak, rumah penduduk 66 unit. Sekolah, TK 2 unit, SD 6 unit, Madrasah Ibtidaiah Negeri (MIN) 3 unit, SMP 3 unit, SMA 3 unit, Pondok Pesantren 3 unit, Akbid 1 unit.<br />
<br />
Selanjutnya, Puskesmas/Poskesdes 5 unit, Kantor KUA 1 unit, toko 2 unit, masjid/mushalla 6 unit, aula kantor camat 1 unit. Bangunan Kantor Walikota Subulussalam dan Pendopo Walikota Subulussalam retak. Selain itu dua unit jembatan putus dan Jalan Negara terbelah.<br />
<br />
Sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214531:gempa-66-rumah-rusak-di-subulussalam&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0Subulussalam, Indonesia2.3613917533091064 97.976074218752.1075352533091065 97.66021721875 2.6152482533091064 98.29193121875tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-39462902932104186422011-09-06T14:12:00.000-07:002011-11-15T20:29:07.144-08:00Gempa Aceh, 1 tewas di Subulussalam<br />
TUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 02:12 <br />
<br />
MEDAN – Akibat gempa Singkil Aceh, seorang bocah berusia 12 tahun dilaporkan tewas tertimpa bangunan yang runtuh sesaat terjadinya gempa Singkil berkekuatan 6,7 SR.<br />
<br />
Menurut Walikota Subulusalam Aceh Maura Sakti dalam laporannya dini hari ini mengatakan, bocah yang tewas tersebut lagi tertidur sedangkan rumah yang dihuninya runtuh yang mengenai korban.<br />
<br />
Menurut Maura, warga dibantu aparat medis telah mengevakuasi mayat korban.<br />
<br />
Selain korban jiwa, sejumlah rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan dan satu lainnya rusak parah. Suasana di Subulussalam sampai saat ini menurut Maura mencekam bahkan warga masih mewaspadai gempa susulan.<br />
<br />
Bahkan Kota Subulussalam dilaporkan gelap gulita akibat terputusanya aliran listrik.<br />
<br />
Masih menurut Maura, pihaknya masih menunggu laporna lanjut dari warga karena warga masih bertahan di luar rumah karena takut adanya gempa susulan. Kota <br />
<br />
Subulusalam yang berjarak 60 Km dari Singkil yang merupakan pusat gempa namun, gempa Singkil dini hari tersebut hampir sama dengan gempa Aceh 2004 yang menyebabkan tsunami.<br />
<br />
sumber Waspada.co.idUnknownnoreply@blogger.com0Subululussalam, Indonesia2.3449261578261145 97.95410156252.0910696578261145 97.6382445625 2.5987826578261144 98.2699585625tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-80405835289887872332011-09-06T13:05:00.000-07:002011-11-15T20:41:48.936-08:00Puluhan rumah-masjid rusak di AcehTUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 13:05 <br />
<br />
BANDA ACEH - Gempa Bumi yang berkekuatan 6,7 SR tadi pagi, sekira pukul 00:55:12 WIB, yang berpusat di Singkil Baru, menyebabkan sejumlah rumah dan fasilitas public rusak di Kota Subussalam, yang merupakan kabupaten tetangga terdekat dengan Kabupaten Singkil.<br />
<br />
Berdasarkan informasi yang disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Muslih yang siang ini, kerusakan akibat gempa bumi itu yang paling parah terjadi di Kota Subussalam.<br />
<br />
Dijelaskannya kepada Waspada Online, adapun rincian data kerusakan akibat gempa tersebut adalah, jumlah korban jiwa meninggal 1 orang, luka ringan 3 orang. Sementara itu kerusakan rumah penduduk sebanyak 11 unit dan fasilitas publik yang hancur adalah sekolah 11 unit, masjid 5 unit, Mushalla 1 unit, puskesma 3 unit dan Puskesdes 2 unit.<br />
<br />
Ditambahkannya, saat ini pihaknya terus memantau perkembangan situasi di sana, dan melakukan kordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat guna memudahkan proses bantuan untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari gempat yang terjadi pagi dinihari tadi. <br />
<br />
Sebelumnya, akibat gempa bumi di Singkil, getaran gempa terasa di sejumlah daerah Sumatera Utara seperti Nias, Medan, Tanah Karo, Dairi, Pakpak, Siantar dan Simalungun serta Tapanuli Tengah, Kisaran. Bahkan terasa hingga ke Padang, Sumatera Barat.<br />
<br />
Menurut data BMKG, gempa berada di kedalaman 78 km. Pusat gempa berada di 59 km Timur Laut Singkil Baru, Aceh. BMKG menyatakan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.<br />
<br />
Setelah terjadinya gempa, aliran listrik di Kota Singkil dan Subulussalam terputus. Satu unit tiang listrik di Singkil dilaporkan langsung tumbang yang mengakibatkan aliran listrik langsung padam.<br />
<br />
Walikota Subulussalam, Maura Sakti, menyatakan seluruh warga Subulussalam panik dikarenakan gempa dan padamnya aliran listrik. “Sekarang ini Kota Subulussalam gelap gulita karena aliran listrik terputus,” ujar Maura.<br />
<br />
Di Medan, guncangan gempa berlangsung kurang lebih 1 menit. Guncangan yang relatif kuat ini sempat membuat panik warga Medan, khususnya yang berada di gedung bertingkat. Tanpa dikomando, warga berlarian ke luar untuk menyelamatkan diri.<br />
<br />
Kepanikan juga melanda sejumlah pasien Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi. Akibatnya, Ratusan pasien berlari ke luar rumah sakit serta merta dengan memboyong fasilitas medis yang masih menempel di badan pasien semisal infus. Bahkan pasien dan karyawan serta perawat dan tim medis yang berada di lantai 2 hingga 7 RSUD Pirngadi Medan sempat berebutan menuju tangga karena lift sempat terheti akibat matinya aliran listrik.<br />
<br />
Selain di RSUD Pirngadi, pemandangan panik dan menyelamatkan diri juga terlihat di sejumlah hotel bertingkat tinggi di Medan seperti JW Marriot, Grand Angkasa, Danau Toba Internasional dan Grand Swissbell Hotel. Para penghuni dan karyawan hotel sempat berhamburan akibat gempa.<br />
<br />
Sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214472:puluhan-rumah-masjid-rusak-di-aceh&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0Singkil, Subulussalam, Aceh2.30925003801887 97.8552246093752.05539703801887 97.539367609375 2.5631030380188697 98.171081609375tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-37926362464503366792011-09-06T02:54:00.000-07:002011-09-06T02:54:54.258-07:00Polisi Amankan Seratus Ikat Kayu Lat Ilegal<br />
Senin, 22 Agustus 2011 09:35 WIB<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEHInB8cIL9QtEEuTIsABnvOcZd9PUdB1ZLBdrbtK_sIkpplXOQEEViqeRe3o2Y-tz7PrEc1ttFYe-XJ3Xlo1qaZ4bvU32rSdMV8UiUipnsgMbPTL-vSWSh_lWOcRxeGo7Yex5gSSb7gqr/s1600/kayu+lat.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="209" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEHInB8cIL9QtEEuTIsABnvOcZd9PUdB1ZLBdrbtK_sIkpplXOQEEViqeRe3o2Y-tz7PrEc1ttFYe-XJ3Xlo1qaZ4bvU32rSdMV8UiUipnsgMbPTL-vSWSh_lWOcRxeGo7Yex5gSSb7gqr/s320/kayu+lat.jpg" /></a></div>Seorang personell Polsek Simpang Kiri, Polres Aceh Singkil memperlihatkan 100 ikat kayu lat ilegal yang berhasil diamankan dalam sebuah penggerebekan, Sabtu (20/8). SERAMBI/KHALIDIN<br />
<br />
SUBULUSSALAM - Perwira Penghubung (Liaison Officer/LO) Polres Kota Subulussalam dibantu aparat Kepolisian Sektor Simpang Kiri, Polres Aceh Singkil, Minggu (21/8) pagi berhasil mengamankan seratus ikat kayu sembarang keras jenis lat dari dua lokasi di wilayah Kecamatan Simpang Kiri yang diduga kuat hasil illegal. Kayu tersebut kini telah diamankan di Mapolres Kota Subulussalam untuk diproses lebih lanjut.<br />
<br />
LO Polres Kota Subulussalam, Kompol Mirwazi kepada wartawan mengatakan, penggerebekan kayu illegal yang disembunyikan di semak-semak itu dilakukan usai shalat Subuh. Saat ini kata Kompol Mirwazi pemilik kayu temuan tersebut yang telah dikantongi identitasnya masih dalam target polisi (TO). “Identitas pemiliknya sudah kita kantongi, sekarang jadi TO kita,” kata Kompol Mirwazi.<br />
<br />
Mirwazi menambahkan, kayu yang disita tersebut diduga kuat illegal. Pasalnya, di lokasi yang diduga menjadi pangkalan kayu tidak ada industri kayu yang memiliki izin. Selain itu, kayu disembunyikan di semak-semak. Polisi mensyinyalir, sudah ada beberapa kali kayu yang lolos dibawa ke Medan. <br />
<br />
Karenanya, saat ini pihak kepolisian akan terus menggencarkan operasi terhadap penyelundupan kayu illegal. Mirwazi bahkan menyatakan pihaknya masih memiliki TO kayu illegal di wilayah Kota Subulussalam.<br />
<br />
Penyelundupan kayu<br />
Sebelumnya, pada Sabtu pekan lalu, Satuan Reskrim Polres Aceh Singkil, juga menggagalkan penyelundupan kayu illegal dari Subulussalam ke Medan, Sumatera Utara. Polisi melakukan penangkapan, lantaran kayu tersebut menggunakan dokumen palsu dan asal usul perizinanannya sudah mati. <br />
<br />
Kapolres Aceh Singkil AKBP H Helmi Kwarta, melalui Kasat Reskrim Iptu Benny Cahyadi, Senin (15/8) mengatakan, kayu tersebut diselundupkan menggunakan tronton, ditangkap di kawasan Kecamatan Simpang Kiri. “Modusnya, diangkut menjelang Magrib, dengan pengawalan mobil Avanza milik yang punya,” kata Benny yang memimpin penangkapan tronton pengangkut kayu campuran. <br />
<br />
Menurut Benny, kayu tersebut asal muasalnya dari lokasi HGU PT Mitra Sejati Sejahtra Bersama (MSSB). Perusahan tersebut bekerja sama dengan CV Sumber Makmur, sebagai pemiliki IPK, sedangkan komersilisasinya dilakukan CV Amirulah Perangin-angin, sebagai pemilik faktur kayu olahan (Fako). Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara IPK CV Sumber Makmur sudah habis 26 Mei 2011, sementara Fako diduga dibuat oleh oknum Kabid Kehutanan Subulussalam berinisial BA. Disebutkan, Fako berdasarkan peraturan Menteri Kehutanan harus dibuat Dinas Kehutanan Provinsi. Dinas kehutanan Kota Subulussalam katanya, tidak bisa menerbitkan. Kecuali hanya merekomendasikan. Penyelundupan kayu antar provinsi tersebut diduga sudah berulang. Namun karena ijinnya dianggap lengkap maka, lolos dari perhatian petugas.(kh/c39)<br />
<br />
Sumber <a href="http://aceh.tribunnews.com/2011/08/22/polisi-amankan-seratus-ikat-kayu-lat-ilegal">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-47143664000259198972011-09-06T02:40:00.000-07:002011-09-26T02:51:00.877-07:00Subulussalam TerbelahTHURSDAY, 08 SEPTEMBER 2011 17:10 <br />
<br />
SUBULUSSALAM - Ekses gempa berkekuatan 6,7 SR pada Selasa (6/9) dini hari bukan hanya merenggut korban jiwa dan merusak bangunan milik masyarakat maupun fasilitas publik lainnya, bahkan Bumi Subulussalam yang merupakan salah satu kawasan terdekat dengan pusat gempa ikut terbelah di beberapa bagiannya.<br />
<br />
Informasi di lapangan hari ini, rongga memanjang yang membentuk belahan terlihat antara lain pada badan jalan nasional Aceh-Sumut sepanjang tidak kurang empat kilometer, tepatnya di sekitar tanjakan dan tikungan Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.<br />
<br />
Kadis PU Kota Subulussalam, Anasri mengatakan, jika dalam seminggu ke depan tidak ada perbaikan jalur utama Aceh-Sumut itu, diyakini akan memunculkan persoalan serius di bidang transportasi. “Kami sudah laporkan masalah ini ke BMCK Aceh,” kata Anasri.<br />
<br />
Ada puluhan titik rekahan badan jalan maupun di luar badan jalan akibat gempa yang memunculkan kepanikan luar biasa itu. Rongga memanjang berbentuk parit itu rata-rata selebar enam centimeter dengan kedalaman mencapai 1,5 hingga 2 meter. Bahkan pada salah satu ruas yang terbilang parah ketika diinjak seperti mengeper sehingga dikuatirkan akan ambruk bila dilindas oleh kendaraan berat.<br />
<br />
Titik-titik bumi yang terbelah tersebut terjadi sejak dari Jembatan Lae Terutung, Perkebunan PT Laot Bangko hingga tanjakan menikung Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat.<br />
<br />
Selain itu, dua tanggul yang baru dibangun di sekitar Jongkong, Desa Singgersing juga ambruk. Sebelumnya, tanggul tersebut juga sempat ambruk sebelum selesai dikerjakan. Sedangkan di tikungan menanjak Simenjeren, Desa Singgersing terjadi longsor yang menimbun badan jalan sepanjang sekitar enam meter dan menutup setengah badan jalan.<br />
<br />
Walikota Subulussalam, Merah Sakti didampingi LO Polres Kota Subulussalam Kompol Mirwazi, Pabung TNI Mayor M Saying, dan Wakil Ketua DPRK Karlinus, Ketua Komisi B Netap Ginting dan Kadis PU Anasri meninjau jalan nasional yang terbelah itu. Walikota langsung menghubungi Kadis BMCK Aceh melalui telepon melaporkan kondisi di lapangan. “Ini harus segera dicegah, kalau melihat kondisi jalan ini truk tidak bisa lewat,<br />
<br />
Sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214847:subulussalam-terbelah&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0Subulussalam, Indonesia2.4546930687537909 98.06945800781252.200881568753791 97.7536010078125 2.7085045687537908 98.3853150078125tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-36166928808512010602011-09-06T01:55:00.000-07:002011-10-31T01:52:24.722-07:00Gempa susulan terjadi, warga Singkil mengungsiTUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 03:12 <br />
<br />
MEDAN – Hingga detik ini, gempa susulan masih terjadi di wilayah Singkil pasca gempa berkekuatan 6,7 SR mengguncang Singkil sekitar pukul 01.55 WIB.<br />
<br />
Walaupun getaran gempa susulan kekuatannya relatif kecil namunm gempa tersebut membuat warga panic. Sehingga warga mulai mengungsi ke tempat tinggi dan ke pegunungan.<br />
<br />
Kondisi dihantui dengan kemungkinan terjadinya tsunami karena Singkil yang persis berada di bibir pesisir barat Aceh walaupun BMKG menyebut bahwa gempa Singkil tak berpotensi tsunami.<br />
<br />
Warga Singkil, Rustam kepada Waspada Online, dini hari ini mengatakan, sudah ratusan warga mengungsi ke tempat tinggi seperti Simpang Tugu dan Limbo dan menjauh dari bibir pantai untuk berjaga-jaga kemungkinan terjadinya tsunami menyusul masih aktifnya gempa susulan walaupun kekuatannya melemah.<br />
<br />
Selain membuat warga katakutan, gempa Singkil juga mengakibatkan seorang boca berusis 10 tahun bernama Dediansyah warha Jalan Adam Kamil Singkil tewas tertimbun bangunan rumahnya setelah bangunan berlantai II sebuah Akademi Kebidanan ambruk dan menimpa rumah korban.<br />
<br />
Menurut Rustma, saat itu bocah malang tersebut sedang tertidur dan gempa terjadi hingga bangunan Akbid tersebut ambruk dan menimpa kediaman korban yang persis disisi bangunan Akbid yang lebih dikenal dengan gedung oyon.<br />
<br />
Dikatakan, akibat gempa Singkil tersebut, ratusan rumah dikabarkan rusak dan retak-retak. Suasana Kota Singkil masih gelap gulita akibat terputusnya aliran listrik dan warga bertahan di luar rumah dan berjaga-jaga untuk melihat perkembangan air pantai.<br />
<br />
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang berkekuatan 6,7 SR tersebut terjadi pukul 00.55 WIB, Selasa (6/9/2011). <br />
<br />
Koordinat gempa berada di 2.81 LU - 97.85 BT. Pusat gempa berada 59 kilometer Timur laut Singkil Baru, Aceh, atau 78 kilometer Barat Daya Kabanjahe, Sumut. Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.<br />
<br />
Sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=214448:gempa-susulan-terjadi-warga-singkil-mengungsi&catid=13:aceh&Itemid=26">waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0Singkil, Indonesia2.2824003 97.78940142.0285438 97.473544400000009 2.5362568 98.1052584tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-11996497240478736512011-08-15T22:29:00.000-07:002011-08-15T22:30:43.258-07:00Musim Kemarau, Warga Subulussalam Krisis Air BersihSenin, 8 Agustus 2011 09:40
<br />
<br />SUBULUSSALAM - Musim kemarau yang melanda Kota Subulussalam selama sebulan terakhir ini menyebabkan warga setempat krisis air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan air, sebagian warga terpaksa mencari sumber air ke sungai Kombih yang terletak di Desa Penanggalan, Kecamatan Penanggalan. Sementara untuk keperluan minum dan memasak warga terpaksa membeli air isi ulang setiap hari.
<br />
<br />Bahkan tak sedikit pula warga yang memasok air bersih dengan menggunakan armada pemadam kebakaran. Ny Herlina, seorang ibu rumah tangga Kota Subulussalam kepada Serambi, Sabtu (6/8) mengatakan, sejak dua minggu terakhir sumur di rumahnya mulai mengering dan airnya keruh. Ia mengaku hanya bisa mengandalkan air sumur sebagai sumber air bersih karena sarana Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum sampai di lorongnya.
<br />
<br />Hal senada disampaikan warga lainnya, Jamilah yang mengaku air sumurnya mulai keruh dan terancam kering. Ia terpaksa bolak balik mengambil air dari sumur mengendapkannya di dalam ember besar. Setelah jernih baru digunakan. “Semoga saja hujan segera turun agar kekeringan yang melanda daerah ini segera berakhir,” kata Jamilah.(kh)
<br />
<br />Sumber <a href="http://aceh.tribunnews.com/2011/08/08/musim-kemarau-warga-subulussalam-krisis-air-bersih">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-19895430535074975072011-08-04T22:07:00.000-07:002011-08-04T22:08:11.608-07:00Jalan Subulussalam telan dana Rp29,7 MSUNDAY, 10 JULY 2011 20:24 <br /><br />SUBULUSSALAM - Untuk pembangunan jalan sepanjang 16 kilometer aspal hotmix serta 12 kilometer pengerasan, Pemerintah Kota (Pemko) Subulussalam mengarahkan Dana Penyesuaian Infrastruktur Prasarana Daerah (DPIPD) sebesar Rp 29,7 miliar dari pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan.<br /><br />Walikota Subulussalam, Merah Sakti, mengatakan peningkatan infrastruktur jalan ke daerah-daerah yang selama ini masih terisolir diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar. “Dana DPIPD untuk Pemko Subulussalam sudah kita terima sebesar Rp 29,7 miliar. Dana ini semuanya untuk peningkatan jalan,” katanya, tadi malam.<br /><br />Program rehabilitasi atau pemeliharaan jalan yang menghubungkan ibu kota ke desa-desa, kata walikota, merupakan program prioritas Pemko Subulussalam. Sebab, infrastruktur jalan tersebut merupakan sarana vital bagi masyarakat maupun peningkatan roda perekonomian di pedesaan.<br /><br />Karena itu, lanjut Sakti, kucuran dana pemerintah pusat tersebut diarahkan menggarap peningkatan infrastruktur jalan ke daerah-daerah yang selama ini masih terisolir sepanjang 16 kilometer aspal hotmix serta 12 kilometer pengerasan.<br /><br />Secara rinci disampaikan, jalan yang akan dibangun meliputi ruas ujung aspal Jambi Baru Kecamatan Sultan Daulat menuju Desa Dah, Kecamatan Runding sepanjang empat kilometer meter aspal hotmix dan 7,8 km pengerasan.<br /><br />Kemudian, ujung Aspal Jalan Longkib menuju Ginasing, Kecamatan Longkib ditambah dua kilo meter pengaspalan dan 4,5 m pengerasan. Selanjutnya, kata Sakti, pengaspalan ruas Panglima Saman ke Lae Mate, Kecamatan Runding sepanjang 1,3 kilometer ditambah pengerasan 2,8 kilometer.<br /><br />Sedangkan di Kecamatan Simpang Kiri, Desa Suka Makmur Bakal Buah akan dilanjutkan pengaspalan sampai ke Buluh Dori, sepanjang empat kilometer yang berbiaya sekitar Rp6 miliar.<br /><br />“Jadi, semua dana DPIPD ini untuk pembangunan insfratruktur jalan, tidak ada untuk program lain, karena ini sangat dibutuhkan masyarakat. Kalau jalan sudah bagus warga akan mudah memasarkan hasil kebunnya seperti kelapa sawit atau karet, bukan seperti selama ini pertanian masyrakat dikuasai oleh tengkulak yang notabene lintah darat,” tandas Sakti.<br /><br />Di sisi lain, Sakti mengatakan, Pemko Subulussalam mendapat kucuran dana untuk pembangunan kembali transmigrasi Suak Jampak tahun 2012 mendatang senilai Rp 12 miliar.<br /><br />Hal itu berdasarkan kesepakatan pemerintah dengan Dirjen Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KTrans) belum lama ini di Yogyakarta. Dana tersebut, lanjut Sakti, akan dipergunakan untuk membenahi kembali daerah transmigrasi Suak Jampak yang telah ditinggalkan akibat konflik lalu.<br /><br />Sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=204993:jalan-subulussalam-telan-dana-rp297-m&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-63795323022050951492011-08-04T20:59:00.000-07:002011-08-04T21:02:14.683-07:00Ulat Bulu Masuk ke SubulussalamTUESDAY, 28 JUNE 2011 12:49 <br /><br />SUBULUSSALAM - Wabah ulat bulu yang beberapa bulan lalu sempat heboh dan menjadi bahan pemberitaan di Pulau Jawa, kini sudah masuk wilayah Kota Subulussalam, tepatnya di Desa Muara Batu-Batu dan Panglima Sahman, Kecamatan Runding. Ratusan bahkan mungkin ribuan ulat bulu menempel dan merayap di sejumlah pohon dan dinding rumah penduduk.<br /><br />“Ulat bulu sudah mulai masuk ke Runding, memang belum menyerang tanaman, tapi sudah banyak pohon-pohon yang tidak berdaun karena diserang ulat bulu,” kata Kepala Desa Panglima Sahman, Jaddam Basri.<br /><br />Hingga kini warga belum tahu pastinya nama ulat bulu tersebut. Warnanya ada yang hitam dan kuning, ada yang besar dan sebesar jari kelingking. Jaddam mengatakan, keberadaan ulat bulu di daerahnya baru diketahui warga sekitar tiga hari terakhir. Hal itu setelah puluhan ulat bulu menempel ke dinding rumah penduduk. “Baru beberapa hari ini diketahui itupun setelah menempel ke rumah-rumah warga, kalau tidak disapu makin banyak,” ujar Jaddam.<br /><br />Jaddam juga memperlihatkan puluhan batang pohon di sekitar rumah penduduk yang kondisinya sudah tanpa daun akibat diserang. Sejauh ini, ulat bulu itu baru menyerang pohon yang dalam bahasa setempat disebut ‘bumbung’. Namun, banyaknya jumlah ulat bulu yang dikuatirkan akan merembet ke sejumlah tanaman pertanian dan perkebunan masyararakat.<br /><br />“Kalau ini dibiarkan akan merembet ke tanaman pertanian masyarakat, kalau sempat sayuran yang diserang maka petani akan menderita,” tambah Jaddam. Karena itu, ia meminta instansi terkait di Pemko Subulussalam turun tangan guna melakukan tindakan pencegahan sebelum wabah ulat bulu di Runding semakin merebak.<br /><br />Sumber <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=202465:ulat-bulu-masuk-ke-subulussalam&catid=13:aceh&Itemid=26">waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-43315049043615237462011-08-03T01:55:00.000-07:002011-08-03T01:57:20.531-07:00LSM : Laot Bangko rusak hutanTUESDAY, 21 JUNE 2011 19:05 <br /><br />SUBULUSSALAM - Dinilai melanggar Hak Guna Usaha (HGU) dengan merambah/merusak kawasan di luar HGU yang ada, izin HGU PT Laot Bangko (LB) di Babah Luhung Kecamatan Simpang Kiri, Subulussalam diminta tinjau ulang.<br /><br />Permintaan itu disampaikan Ketua LSM Wanagreen Subulussalam, Suparta, sore ini.<br /><br />Dikatakan, melalui peta Geographic Information System (GIS) versi Disbunhut Kota Subulussalam Suparta memperoleh informasi kalau PT LB telah melakukan perambahan di luar batas izin yang telah ada sekira 200 hektar.<br /><br />Karenanya Suparta berharap Pemko Subulussalam segera melakukan evaluasi. "Tolong dievaluasi kembali kawasan perkebunan kelapa sawit di Babah Luhung, tepatnya di afdeling IV," tulisnya menilai, perusahaan ini telah melakukan perambahan untuk kepentingan pribadi tanpa berniat melestarikan hutan di kawasan perbatasan perkebunan.<br /><br />Subangun Berutu, Kahumas PT LB, di Jontor, mengatakan kalau penilaian itu tidak masuk akal.<br /><br />Alasannya, lokasi yang dipersoalkan, Afdeling IV (bukan III) sebelah timur berbatas dengan hutan bebas berstatus Areal Peruntukan Lain (APL). Lalu, sekira tiga tahun silam keluar izin kepada PT Gunung Pudung, menyusul sebelumnya kepada PT Matras Kec. Sultan Daulat semasa Aceh Singkil.<br /><br />Sementara sebelah timur dengan pemukiman penduduk Kec. Simpang Kiri dan Sultan Daulat, sebelah utara Kec. Sultan Daulat dan selatan Transmigrasi SKPC Kec. Penanggalan.<br /><br />Tak benar PT Laot Bangko melakukan perambahan di luar HGU," jelas Subangun menambahkan, dari luas 6.800 ha lokasi PT LB di 9 afdeling, baru 4 yang dibuka, yakni afdeling 1, 2, 3 dan 7.<br /><br />Sumber : <a href="http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=201116:lsm-laot-bangko-rusak-hutan&catid=13:aceh&Itemid=26">Waspada.co.id</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-35461443761020503102011-07-12T22:03:00.000-07:002011-07-12T22:04:28.991-07:00Puluhan Hektare Coklat di Sultan Daulat Diserang HamaTue, May 10th 2011, 08:34<br /><br />SUBULUSSALAM - Puluhan hektare tanaman coklat (kakao) milik petani di Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam diserang hama sejenis jamur hingga membuat buah menghitam dan membusuk. Kondisi ini menyebabkan petani merugi lantaran hasil panen mereka menurun drastis.<br /><br />“Sudah setahun lebih begini, buahnya yang belum tua tiba-tiba menghitam dan kalau dibiarkan bakal busuk,” kata Sabtuyah Pinem (37), petani kakao Desa Pasir Belo, yang ditemui Serambi, Minggu (8/7) lalu.<br /><br />Sabtuyah yang ditemui ketika baru memanen buah kakaonya mengaku tidak tahu jenis hama yang menyerang tanamannya itu. Yang jelas, ibu lima anak ini, akibat serangan hama tersebut membuat produksi tanaman kakao petani merosot, karena hama tersebut membuat buah kakao petani menjadi rusak dan tidak layak untuk dipanen, apalagi dijual. Sabtuyah memiliki kebun kakao seluas seperempat hektar biasanya menghasilkan hingga 30 kilogram per minggu namun akibat serangan hama bisa menurun hingga delapan kilogram. Tak hanya buah, serangan hama bahkan telah membunuh enam batang pohon kakao milik Sabtuyah.<br /><br />Akibat hasil panen yang tidak sesuai, Sabtuyah tidak mampu memupuk tanaman kakaonya. Hasil kebun katanya habis untuk biaya hidup mereka. Selain serangan hama, minimnya pengetahuan petani dalam pemeliharaan kebun kakao turut mempengaruhi hasil panen. Pasalnya, sebagaimana diakui Sabtuyah, dia tidak memahami berbagai tehnik perawatan kakao.<br /><br />“Terus terang di desa ini tidak ada petani yang paham cara perawatan kakao, makanya andai saja dinas-dinas itu mau turun membina kami atau ada pelatihan akan sangat membantu kami dalam merawat kebun ini,” ujar Sabtuyah seraya menambahkan dirinya sama sekali tidak tahu jenis pestisida, untuk memberantas hama tersebut.<br /><br />Keluhan hama kakao juga disampaikan Otong Ginting (45), Jamiah (50) Usia tanamannya yang sudah menginjak empat tahun belum dapat diandalkan karena hasil panen yang masih minim akibat serangan hama yang membuat busuk buah bahkan mematikan pohon. Dalam seminggu, Jamiah mengaku hanya dapat memanen 20 kilogram buah kakao kering. Kondisi serupa juga menyerang tanaman kakao petani di Desa Singgersing (Lae Raso) dan Jabi-Jabi. Namun berulangkali diberitakan tidak pernah ada tindak lanjut dari dinas dan instansi terkait. Bahkan akibat kondisi ini, sebagian petani ada yang berencana mengganti tanaman kakaonya dengan tanaman lain seperti kelapa sawit.<br /><br />Pantauan Serambi yang turun ke perkebunan masyarakat yang berada di sepanjang sungai (lae) Souraya tampak penyakit ini sebagian besar menyerang buah yang masih muda sehingga membuat petani harus memetik dan membuangnya dengan harapan tidak akan menular ke buah lainnya. <br /><br />Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTN) Kecamatan Sultan Daulat, Haji Dagok Kombih yang ikut menyaksikan kondisi kebun masyarakat mendesak pemerintah turun tangan guna mengatasi serangan hama. Menurut Dagok, serangan penyakit ini sangat merugikan petani yang selama ini mengandalkan kebun kakao sebagai mata pencarian.(kh)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/55913/puluhan-hektare-coklat-di-sultan-daulat-diserang-hama">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-7813384668129092372011-07-12T21:42:00.000-07:002011-07-12T21:44:55.380-07:00Pembangunan Talud Sungai Souraya MendesakMon, May 9th 2011, 08:44<br /><br />SUBULUSSALAM - Pembangunan talud (beronjong) pada tebing sungai (lae) Souraya di empat desa dalam Kecamatan Runding, Kota Subulussalam yang terancam erosi dinilai mendesak.<br /><br />“Ini kondisinya mendesak, harus segera dibangun beronjong atau taludnya, kalau dibiarkan maka perkampungan masyarakat bakal terancam,” kata Netap Ginting, anggota DPRK Subulussalam, kepada Serambi, Minggu (8/5) kemarin.<br /><br />Keempat desa yang terancam erosi itu masing-masing, Lae Pemualen, Belukur Makmur, Muara Batu-Batu, dan Binanga. Netap meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Aceh maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh segera mengambil tindakan konkrit guna menalangi program pembangunan talud untuk pencegahan erosi yang melanda empat desa di Kecamatan Runding. <br /><br />Apalagi, sebagaimana pengaku sejumlah tokoh masyarakat, ancaman erosi telah meruntuhkan belasan meter pekarangan rumah warga sehingga turut merusak sejumlah fasilitas umum.<br /><br />Netap juga menyarankan, agar dinas terkait menggunakan dana tanggap darurat mengingat usulan warga merupakan kebutuhan yang mendesak. Sebab, desa yang berada di bantaran sungai Souraya itu setiap tahun menjadi langganan banjir sehingga dampak erosi cukup besar.<br /><br />“Saya rasa karena kebutuhan ini sangat mendesak, bisa saja menggunakan dana tanggap darurat atau apalah namanya termasuk dana APBK, yang penting bisa dibangun, sebab ini merupakan kebutuhan masyarakat luas,” tandas Netap.<br /><br />Seperti diberitakan sebelumnya, sedikitnya empat desa di Kecamatan Runding, Pemko Subulussalam saat ini terancam amblas ke sungai akibat erosi yang makin mengganas. <br /><br />Darwis yang didampingi H Alimuddin Jabat mengatakan, gerusan aliran sungai (lae) Souraya yang membentang membelah Kecamatan Runding tidak hanya membahayakan rumah yang dihuni ribuan jiwa penduduk dan jalan, tapi sejumlah sarana umum seperti bangunan masjid. Bahkan, sudah belasan kuburan terpaksa dipindahkan lantaran terancam longsor. Selain itu, banjir yang saban tahun melanda daerah ini memperparah pinggiran sungai di sehingga banyak tebing-tebing longsor karena diterjang air banjir.(kh)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/55845/pembangunan-talud-sungai-souraya-mendesak">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-79031946486303749362011-07-12T21:38:00.000-07:002011-07-12T21:39:06.583-07:00Pemko dan Pemkab Disarankan Temui Kemenhut* Soal Jalan Tembus Subulussalam-Aceh Tenggara<br />Mon, May 9th 2011, 08:21<br /><br />SUBULUSSALAM - Terkait pembangunan jalan tembus antara Gelombang (Kota Subulussalam) dengan Muara Situlen di Kutacane (Aceh Tenggara), Pemko Subulussalam dan Pemkab Aceh Tenggara (Agara) disarankan menemui pejabat di Kementerian Kehutan (Kemenhut) RI, karena jalan tembus tersebut akan melintasi hutan alam.<br /><br />Saran itu disampaikan, aktivis lingkungan hidup, Bestari Raden melalui ponsel kepada Serambi, Minggu (8/5) menanggapi pemberitaan media ini sebelumnya.<br /><br />Menurut Bestari, program pembangunan ruas jalan tembus Gelombang-Muara Situlen masih tersangkut undang-undang No 41 tahun 1999 tentang kehutanan.<br /><br />Bestari mengatakan, Pemko Subulussalam dan Pemkab Agara perlu menemui pejabat di Kemenhut untuk menyampaikan rencana pembangunan jalan tembus tersebut, karena jalan yang akan dibangun itu akan melewati kawasan hutan yang bisa jadi termasuk hutan lindung. <br /><br />“Setelah disampaikan rencana tersebut ke Kemenhut, selanjutnya akan dibentuk tim oleh Pemerintah Pusat untuk dilakukan kajian-kajian. Kemudian akan dikeluarkan izin untuk pembangunan jalan itu,” katanya.<br /><br />Ia memberi contoh bagaimana Kabupaten Aceh Singkil dan Aceh Selatan menggolkan pembukaan jalan Kuala Baru-Buluh Seuma yang melintas dalam kawasan Hutan Rawa Singkil.<br /><br />“Tapi dengan adanya proses penyelesaian, walaupun melalui hutan rawa Singkil yang dilindungi dunia bisa dilakukan,” kata Bestari. Ia menambahkan, pihaknya ikut melakukan pertemuan di Jakarta dengan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) terkait jalan Kuala Baru-Buloh Seuma. <br /><br />Sementara terkait jalan tembus Gelombang-Muara Situlen, lanjut Bestari, pihak Pemko Subulussalam dan Pemkab Aceh Tenggara belum pernah melakukan tindakan serupa meskipun telah pernah disarankan. <br /><br />“Saya sudah pernah menyarankan langsung kepada Wali Kota untuk melaksanakan sebagaimana yang ditempuh oleh Aceh Singkil dan Aceh Selatan,” pungkas Bestari Raden seraya berharap hal tersebut segera ditindaklanjuti oleh Pemko Subulussalam.<br /><br />Seperti diberitakan sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mendukung upaya pemerintah untuk membangun ruas jalan tembus Gelombang (Kota Subulussalam) - Muara Situlen (Aceh Tenggara). Dukungan itu disampaikan Tim Pansus XI DPR Aceh, HT Syarifuddin saat menggelar pertemuan dengan pemerintah dan anggota DPR Kota Subulussalam, pekan lalu di Grand Mitra Subulussalam Hotel.(kh/usb)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/55836/pemko-dan-pemkab-disarankan-temui-kemenhut">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-25881345377250479702011-07-12T21:27:00.000-07:002011-07-12T21:28:21.913-07:00DPRA Dukung Pembukaan Jalan Subulussalam-KutacaneSun, May 8th 2011, 08:39<br /><br />SUBULUSSALAM - Kalangan anggota DPRA mendukung upaya pemerintah untuk membangun ruas jalan tembus Gelombang (Kota Subulussalam) menuju Muara Situlen (Aceh Tenggara). Dukungan itu disampaikan Tim Pansus XI DPR Aceh, HT Syarifuddin saat menggelar pertemuan dengan pemerintah dan anggota DPRK Subulussalam, Jum’at (6/5) lalu di Grand Mitra Subulussalam Hotel.<br /><br />Pertemuan yang dihadiri Asisten I Setdako Subulussalam, Rusdy Hasan, Kepala Bappeda, M Ridwan, Kabid Pembinaan dan Perlindungan hutan, Dinas Kehutanan, Ahmad Suryadin, dan Abdul Saman Sinaga, Kabag pemerintahan Setdako Subulussalam tersebut dimaksudkan untuk penyusunan Rancangan Qanun (Raqan) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Aceh (RTRWA). <br /><br />Syarifuddin menyampaikan jika dalam tahun ini qanun RTRW ini tidak tuntas maka tahun 2012 Aceh terancam dikenai sanksi insfratruktur senilai Rp 3 triliun. Karena itu, dengan menyerap berbagai aspirasi masyarakat daerah diharapkan raqan RTRW tuntas sesuai rencana.<br /><br />Dalam hal ini, Syarifuddin menyatakan sangat mendukung rencana pembangunan jalan tembus Subulussalam-Kutacane. Sebab, program tersebut semata untuk kepentingan masyarakat di kedua daerah yang bertetangga dan selama ini masih terisolir. Ia juga berjanji akan berjuang di legislatif guna memuluskan program pembangunan jalan itu. <br /><br />Terkait masalah hutan lindung, Syarifuddin mengaku akan meninjau ke lapangan. Sebab, masalah tersebut juga terjadi pada sejumlah daerah di Indonesia seperti Yogyakarta. “Itu di Yogyakarta ada perkampungan penduduk di dalam hutan lindung tapi tidak ada masalah, jadi ke depan masyarakat Aceh jangan mau gtertipu lagi, pembangunan jalan tetap dilaksanakan dan hutan juga tetap terjaga,” ujarnya.<br /><br />Sebelumnya, para anggota DPRK Subulussalam meminta DPRA memfasilitasi sejumlah persoalan pembangunan di Kota Subulussalam yang kerap terbentur dengan masalah lingkungan. Seperti yang disampaikan Karlinus, wakil Ketua DPRK. <br /><br />Selain jalan Gelombang Muara Situlen, Karlinus juga jalan Runding-Trumon, serta hutan di kawasan Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan. Karlinus juga meminta DPRA turun tangan memfasilitasi masalah penetapan tapal batas antara Kota Subulussalam dengan Aceh Selatan yang hingga kini masih berlarut-larut.(kh)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/55773/dpra-dukung-pembukaan-jalan-subulussalam-kutacane">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-37873620095420411562011-07-12T21:22:00.000-07:002011-07-12T21:26:51.026-07:00Jalan Nasional di Subulussalam Terancam AmblasSun, May 8th 2011, 08:37<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibbMIVTCnPu5JPhwiUstFrhGaIdtdj4Uk-6E-Yz_da65WSehhZFarY89QWdT0HvMWFnktDqOdZl3msqlq3X4IWcQRlgLrf8cbWyy3wv0tJ_v4nkRqcqyXE05aa0cuOpgJG-bcOGFYpa4fY/s1600/jalan+nasional+amblas.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 274px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibbMIVTCnPu5JPhwiUstFrhGaIdtdj4Uk-6E-Yz_da65WSehhZFarY89QWdT0HvMWFnktDqOdZl3msqlq3X4IWcQRlgLrf8cbWyy3wv0tJ_v4nkRqcqyXE05aa0cuOpgJG-bcOGFYpa4fY/s320/jalan+nasional+amblas.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5628687614974006034" /></a><br />Salah satu titik badan jalan nasional Tapaktuan-Medan yang longsor beberapa waktu lalu hingga kini belum ditangani oleh pihak terkait sehingga dikuatirkan semakin parah. Foto direkam Jum'at (6/5) lalu. SERAMBI/KHALIDIN<br /><br />SUBULSUSALAM - Jalan nasional yang menghubungkan Provinsi Aceh dengan Sumatera Utara di Kota Subulussalam terancam amblas. Pasalnya, sedikitnya terdapat tujuh titik badan jalan yang menjadi urat nadi bagi masyarakat Aceh di pantai barat-selatan tersebut terkikis akibat longsor beberapa bulan lalu.<br /><br />Berdasarkan pemantauan Serambi, Jum’at (6/5) lalu, ketujuh titik badan jalan yang mengalami pengikisan atau longsor tersebut, empat di antaranya terdapat di sepanjang Desa Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, sejak dari turunan Kedabuhan dua hingga perkampungan penduduk. <br /><br />Jika tidak segera ditangani, badan jalan yang cukup sempit itu terancam amblas dandapat menghambat lalu lintas di sana. Sayangnya, di lokasi longsor tidak dipasang tanda peringatan sehingga dikuatirkan dapat membahayakan pengguna jalan terutama yang tidak memahami medan jalan. <br /><br />Longsor lainnya terdapat di sekitar simpang Jongkong hingga kawasan Simenjeren, Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat. Longsor terparah terdapat di Simpang Jongkong persis di kawasan Perkebunan PT Laot Bangko. Selanjutnya sekitar dua ratus meter menuju Tapaktuan terdapat dua titik longsor lainnya. Di lokasi tersebut, aspal jalan yang dikerjakan dua tahun silam juga telah hancur sepanjang dua puluh meter dan belum mendapat penanganan. <br /><br />Kerusakan serupa juga terdapat pada turunan PT Laot Bangko dan depan SD Namo Buaya. Kondisi terparah terdapat di Desa Lae Langge, Kecamatan Sultan Daulat bahkan kerap menelan korban kecelakaan. <br /><br />Para pengguna jalan meminta Dinas Pekerjaan Umum Provinsi memperhatinkan kondisi jalan tersebut sebelum menjadi masalah serius. Sebab, jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka kemungkinanan besar jalan menuju Medan melalui Subulussalam terancam putus. <br /><br />“Banyak jalan yang longsor tapi tidak ada penanganan ini sangat berbahaya. Padahal kan jalan ini satu-satunya jalur yang menghubungkan Aceh ke Medan,” kata Joko, seorang pengendara.(kh)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/55772/jalan-nasional-di-subulussalam-terancam-amblas">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-27720082760458838932011-07-05T21:58:00.000-07:002011-07-05T22:16:08.351-07:00Empat Desa di Subulussalam Terancam AmblasSat, May 7th 2011, 08:31<br /><br />SUBULUSSALAM - Sedikitnya empat desa di Kecamatan Runding, Kota Subulussalam, terancam amblas ke sungai akibat erosi yang makin mengganas. Keempat desa itu masing-masing, Lae Pemualen, Belukur Makmur, Muara Batu-Batu, dan Binanga. <br /><br />“Kalau ini dibiarkan maka ada empat desa yang terancam amblas, sekarang aja sudah banyak rumah penduduk yang terpaksa direlokasi karena terancam ambruk ke sungai,” kata H Darwis Munthe, tokoh masyarakat Runding kepada Serambi, Kamis (5/5) lalu.<br /><br />Darwis yang didampingi H Alimuddin Jabat mengatakan, gerusan aliran sungai (lae) Souraya yang membentang membelah Kecamatan Runding tidak hanya membahayakan rumah yang dihuni ribuan jiwa penduduk dan jalan, tapi sejumlah sarana umum seperti bangunan masjid. Bahkan, sudah belasan kuburan terpaksa dipindahkan lantaran terancam longsor. <br /><br />Selain itu, banjir yang saban tahun melanda daerah ini memperparah pinggiran sungai di sehingga banyak tebing-tebing longsor karena diterjang air banjir. <br /><br />Dikatakan, sebelumnya sungai Souraya tidak selebar sekarang, namun dalam bebaerapa tahun kebelakang erosi kian mengganas, sehingga mengikis belasan meter tanah perkerangan warga. <br /><br />Darwis mengatakan kondisi itu tidak bisa dibiarkan karena pemukiman warga semakin terancam. Bahkan, terjangan banjir yang terus menerus membuat beberapa rumah warga terancam ambruk. “Sekarang ini saja jarak rumah warga dengan tebing sungai hanya tinggal tiga meter ini sangat rawan kalau kalau tanah penyanggah terus menerus terkikis,” timpal H Anwar Rustam, mantan anggota DPRK Subulussalam.<br /><br />Lantaran itu, untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan yang lebih parah, Anwar yang kerap dipanggil H Tokeh meminta pemerintah membangun talud (beronjong) penahan banjir. Menurut Anwar, talud sepanjang 1.500 meter itu sudah diusulkan Kepala Desa terkait kepada Wali Kota Subulussalam yang kemudian diteruskan kepada Gubernur Aceh Irwandi Yusuf serta Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBD) Agustus tahun lalu.(kh)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/55689/empat-desa-di-subulussalam-terancam-amblas">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-4862216638496726162011-06-27T02:15:00.000-07:002011-06-27T02:16:24.925-07:00Kadin Cium Indikasi Kartel di Bisnis PerkebunanSat, May 7th 2011, 09:19<br /><br />SUBULUSSALAM - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh mencium adanya indikasi praktik kartel dalam bisnis perkebunan di Aceh, terutama di kawasan barat dan selatan Aceh. “Saya mendapatkan informasi itu dari laporan pengusaha dan Kadin Kota Subulussalam,” kata Ketua Kadin Aceh, Firmandez, awal pekan lalu.<br /><br />Laporan yang dia terima, hampir semua kegiatan pekerjaan di bidang perkebunan dikelola oleh anak perusahaan perkebunan. Akibatnya, nilai tambah bagi daerah dan masyarakat setempat menjadi sedikit. <br /><br />“Berikanlah kesempatan kepada pengusaha lokal untuk ikut dalam pekerjaan yang ada, jangan semua diborong oleh anak perusahaan,” tandasnya. Menurut Firmandez, dalam dunia industri kelapa sawit, pelibatan pengusaha lokal sangat dimungkinkan mengingat cukup banyaknya kegiatan yang dilakukan, seperti pembibitan atau pengadaan bibit, pengangkutan, land clearing (pembersihan lahan), atau pekerjaan lainnya.<br /><br />“Kita mengingatkan perusahaan perkebunan yang ada di Aceh, terutama di Subulussalam dan Singkil, agar jangan melakukan praktik kartel, jika ini terjadi silakan laporkan kepada KPPU,” tandasnya.<br /><br />Di samping itu, Firmandez juga mengingatkan perusahaan perkebunan dan industri yang ada di Subulussalam dan Singkil agar mematuhi Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa dengan menenderkan kegiatan pekerjaan sesuai aturan. “Dalam hal ini, pemerintah daerah bersama asosiasi pengusaha kita minta ikut mengawasi,” imbuhnya.<br /><br />Firmandez juga mendesak program Corporate Social Responsibility (CSR) benar-benar dilakukan. Dana CSR tidak boleh digunakan ke luar derah, namun harus dimanfaatkan di daerah tempat perusahaan tersebut beroperasi. <br /><br />“Kita bukan tidak mendukung investor, tapi harus ada manfaatnya bagi daerah, CSR harus berjalan dan jangan melakukan praktik kartel. Sejauh ini saya melihat banyak perusahaan yang melakukan praktik tersebut,” pungkasnya.<br /><br />Secara terpisah, Ketua Organda Subulussalam, Bahagia Maha meminta perusahaan perkebunan dan industri yang ada di Subulussalam agar memberikan kesempatan kepada pengusaha lokal dalam kegiatan pekerjaan. Bahagia mengaku telah melakukan lobi, baik secara lisan maupun tertulis, namun hingga sekarang tidak ada tindak lanjut dari perusahaan sehingga pengusaha lokal merasa terabaikan.(kh)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/55711/kadin-cium-indikasi-kartel-di-bisnis-perkebunan">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-66967217216730106102011-06-27T01:44:00.000-07:002011-06-27T01:45:48.097-07:00Erosi Ancam Empat DesaThu, May 5th 2011, 15:18<br /><br />SUBULUSSALAM – Sedikitnya empat desa di Kecamatan Runding, Kota Subulussalam, saat ini terancam amblas ke sungai akibat erosi yang makin mengganas. Keempat desa itu masing-masing, Lae Pemualen, Belukur Makmur, Muara Batu-Batu dan Binanga.<br />”Kalau ini dibiarkan maka ada empat desa yang terancam amblas, sekarang aja sudah banyak rumah penduduk yang terpaksa direlokasi karena terancam ambruk ke sungai,” kata H.Darwis Munthe, tokoh masyarakat Runding kepada Serambinews.com, Rabu (4/5/2011).<br />Darwis yang didampingi H.Alimuddin Jabat mengatakan, gerusan aliran sungai (lae) Souraya yang membentang membelah Kecamatan Runding tidak hanya membahayakan rumah yang dihuni ribuan jiwa penduduk dan jalan, tapi sejumlah sarana umum seperti bangunan masjid. Bahkan, sudah belasan kuburan terpaksa dipindahkan lantaran terancam longsor. Selain itu, banjir yang saban tahun melanda daerah ini memperparah pinggiran sungai di sehingga banyak tebing-tebing longsor karena diterjang air banjir. <br />Kondisi tersebut mendapat perhatian serius dari Pemko Subulussalam. Dalam hal ini, Wali Kota Subulussalam kembali melayangkan surat kepada Gubernur Aceh dan ditembuskan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Aceh. Dalam surat bernomor 611.423/480/2011 tanggal 2 Mei 2011 itu, Wali Kota Subulussalam meminta agar provinsi mengalokasikan dana untuk pembangunan beronjong sepanjang 1500 meter dengan ketinggian delapan lapis disertai pembangunan krib beronjong tiga buah.(khalidin)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/55577/erosi-ancam-empat-desa">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-100820702435901673.post-60089760626833771542011-06-21T21:37:00.000-07:002011-06-21T21:40:53.911-07:00Pemko Bangun Transmigrasi Lokal Terpadu* Untuk Tampung Pengungsi Konflik<br />Thu, Apr 21st 2011, 09:07<br /><br />SUBULUSSALAM - Pemerintah Kota (Pemko) Subulussalam dengan menggunakan dana tonomi khusus (Otsus) tahun 2012 berencana akan membangun transmigrasi lokal terpadu di Desa Kuta Beringin, Kecamatan Runding.<br /><br />“Hasil rapat tadi, DPRK bersama pemerintah sepakat untuk mengalokasikan dana pembangunan transmigrasi lokal di Desa Kuta Beringin,” kata Ketua Komisi D DPRK Subulussalam, Ansari Idrus Sambo kepada Serambi, Rabu (20/4) di gedung sidang DPRK setempat. <br /><br />Ansari yang didampingi Ketua Komisi B, Netap Ginting, mengatakan dana ostsus tahun 2012 disisihkan sebesar Rp 4,5 miliar untuk program transmigrasi yang dikelola secara terpadu. Program tersebut diperuntukan bagi 66 kepala keluarga (KK) penduduk Desa Kuta Beringin yang mengungsi akibat konflik tahun 2002 silam. <br /><br />Dikatakan, usulan pemulangan masyarakat Kuta Beringin telah disampaikan ke dewan setahun lalu. Sehingga, pada sidang kemarin, Ketua DPRK, Pianti Mala menyampaikan masalah tersebut kepada peserta rapat.<br /><br />Para anggota dewan bersama kepala dinas yang hadir sepakat untuk membuat program transmigrasi terpadu melalui dana Otsus. Hal ini karena pemulangan masyarakat pengungsian ke tempat asalnya dinilai sangat mendesak lantaran sekarang kondisi mereka tidak menentu, tinggal di tempat berpencar dan tidak jelas wilayahnya. <br /><br />Ansari menambahkan, masyarakat Desa Kuta Beringin yang mengungsi sepuluh tahun lalu ketika konflik Aceh sedang bergejolak. “Kita menampung aspirasi masyarakat untuk bisa dikembalikan desanya. Karena apa yang menjadi cita-cita wali kota juga menjadi harapan kita di DPRK yaitu bagaimana rakyat akan sejahtera,” ujar Ansari.<br /><br />Terhadap hal ini, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Subulussalam pun diminta untuk menyiapkan desain pola pemulangan masyarakat pengungsi ke tempat asalnya. Pasalnya, sebagaimana disampaikan Netap Ginting, pemulangan para pengungsi tersebut tidak hanya sebatas membangun rumah penduduk tapi sejumlah fasilitas wajib pula terpenuhi. <br /><br />Beberapa fasilitas yang dianggap perlu seperti sarana kesehatan, pendidikan, jalan dan lahan usaha masyarakat setempat. Realisasi pemulangan para pengungsi diharapkan dapat rampung sesuai target tahun 2012. <br /><br />Berdasarkan catatan Serambi, selain Desa Kuta Beringin, masih ada belasan desa yang kini tidak lagi memiliki wilayah. Desa-desa tersebut antara lain, Mendilam, Tualang, Suak Jampak, Kuala Keppeng, Tanah Tumbuh, Lae Mate, Sibuasan, Geruguh. <br /><br />Saat ini desa-desa tersebut berada di Kecamatan Runding dan pada umumnya masyarakatnya ingin kembali ke tempat asal. Karenanya, pemerintah diharapkan segera melakukan pemetaan dan membuat desain terkait pemulangan masyarakat pengungsi ke daerah asal.(kh)<br /><br />Sumber : <a href="http://aceh.tribunnews.com/news/view/54530/pemko-bangun-transmigrasi-lokal-terpadu">Serambinews.com</a>Unknownnoreply@blogger.com0