Jumat, 09 September 2011

Kerugian gempa Singkil Rp50 M

FRIDAY, 09 SEPTEMBER 2011 07:03

SUBULUSSALAM - Kerugian akibat gempa yang terjadi pada Selasa (6/9) dini hari di Kota Subulusalam, Provinsi Aceh, mencapai Rp50 miliar. Kerugian tersebut paling banyak karena kerusakan rumah, tempat ibadah, dan gedung sekolah.

Selain itu, gempa berkekuatan 6,7 skala richter itu juga menyebabkan kerusakan pada masjid dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) setempat. Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Povinsi Aceh Armia.

Armia tidak merinckan berapa jumlah kerusakan berat dan ringan setiap bangunan tersebut. "Prediksi sementara kerugian akibat gempa itu mencapai Rp50 miliar."

Adapun kerusakan paling parah adalah di Kecamatan Sultan Daulat, Penaggalan dan Kecamatan Simpangkiri, Ibukota Kota Subulussalam.

Kabag Humas Pemerintah Kabupaten, Kota Subulussalam Muhammad Amrin Tibro, Rabu (7/9), mengatakan pihaknya terus mendata jumlah kerusakan. Untuk mengetahui secara pasti kerusakan, pihaknya juga menerima laporan dari camat di setiap kecamatan setempat.

sumber Waspada.co.id

Kamis, 08 September 2011

524 siswa belum bisa masuk sekolah

THURSDAY, 08 SEPTEMBER 2011 23:07

SUBULUSSALAM - Sedikitnya 524 siswa dari empat sekolah di Kota Subulussalam, belum bisa melakukan proses belajar mengajar (PBM) karena bangunan sekolah rusak parah.

Sekretaris Disdik, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kota Subulussalam, Asmial, mengatakan hari ini, keempat sekolah yang belum bisa PBM tersebut masing-masing SDN 2 Runding (168 murid), SDN Pasir Panjang (178 murid), dan SDN Lae Langge (84 murid). “Solusi secepatnya adalah sekolah darurat atau tenda agar anak-anak tetap bisa belajar,” kata Asmial.

sumber Waspada.co.id

Rabu, 07 September 2011

Gempa rusak 1.417 rumah di Aceh

WEDNESDAY, 07 SEPTEMBER 2011 14:07

SUBULUSSALAM - Gempa daratan berkekuatan 6,7 skala Richter (SR) mengguncang Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil, Selasa (6/9) sekira 00.55 WIB. Getarannya juga dirasakan hampir di seluruh Aceh dan sebagian Pulau Sumatera hingga Malaysia.

Empat orang meninggal akibat dampak langsung maupun tak langsung dari gempa ini dan ribuan rumah serta bangunan lainnya rusak. Sebagian besar bahkan rusak parah.

Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Mata Ie, Aceh Besar, Syahnan menyebutkan, berdasarkan hasil deteksi seismograf (alat pencatat gempa), guncangan gempa berpusat di 2,81 Lintang Utara (LU)-97,85 Bujur Timur (BT), dengan kedalaman sekitar 78 kilometer. Persisnya 59 kilometer (km) arah timur laut Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil. Gempa ini tak memicu tsunami.

Mayoritas penduduk di Subulussalam dan Aceh Singkil merasakan goyangan gempa hanya sekitar dua menit. Namun, sebetulnya menurut data BMG Mata Ie, gempa itu berlangsung 15 menit dengan durasi yang dirasakan manusia hanya sekitar 30 detik.

Didampingi staf operasional BMG, Umaroh, Syahnan menjelaskan, gempa daratan yang tergolong kuat itu, menggoyang hampir seluruh wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, bahkan Malaysia.

Umaroh menyebutkan, sejauh ini belum tercatat adanya gempa susulan pascagempa utama di Kabupaten Aceh Singkil. “Pusat gempa tersebut persisnya berada di darat. Begitupun, hingga sejauh ini belum terdeteksi adanya gempa susulan, namun kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada,” katanya.

Gempa tersebut dilaporkan telah merusak lebih dari 1.417 rumah di Kota Subulussalam. Rusak berat 417 unit, sisanya rusak ringan. Di Singkil sendiri kerusakan infrastruktur tak seberapa, namun di Aceh Selatan dampaknya cukup destruktif. Di sepuluh desa dalam Kabupaten Aceh Selatan tercatat 310 rumah rusak. Dampak gempa kali ini juga dirasakan di Sumatera Utara. Tiga kabupaten berdekatan dengan Subulussalam, yakni Pakpak Bharat, Humbanghasundutan (Humbahas), dan Dairi mengalami kerusakan parah. Di Pakpak Bharat saja, 40 rumah rusak berat, 60 rusak sedang, dan 140 rusak ringan.

Belum lagi rumah ibadah, rumah sakit, bahkan termasuk pendapa bupati dan pendapa wakil bupati. Di Dairi, seorang warga meninggal akibat gempa, tiga lainnya luka parah.

Di Subulussalam sendiri seorang murid SD meninggal tertimpa beton yang luruh dari bangunan Akbid Medica Bakti Persada di sebelah rumahnya. Korban tewas lainnya yang merupakan dampak tak langsung dari gempa ini terjadi di Kecamatan Singkohor dan Kuala Baru, Aceh Singkil. Masing-masing satu warga yang mengalami serangan jantung dan asma diduga terkejut karena gempa, akhirnya meninggal, Selasa dini hari. Dengan demikian, gempa Singkil ini menyebabkan empat nyawa melayang.

Tentang kerugian materiil masih belum bisa ditaksir. Namun, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Subulussalam menaksir kerugian di kota itu saja akibat gempa kemarin tidak kurang dari Rp 50 miliar.

Sumber waspada.co.id

Jalan Negara di Sultan Daulat putus

WEDNESDAY, 07 SEPTEMBER 2011 09:05

SUBULUSSALAM - Gempa berkekuatan 6,7 skala ricter, tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi turut merusak sejumlah insfratruktur baik rumah, kantor maupun tempat ibadah.

Bahkan, gempa yang terjadi sekitar pukul 00.57 WIB, turut membelah ruas jalan Negara di jurang Simenjeren, Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam sepanjang 25 meter dengan lebar sekitar lima sampai enam centimeter.

Sapri Tinambunan (29), warga Sultan Daulat mengatakan setidaknya ada lima titik ruas jalan Negara di sekitar Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat yang terbelah. Kondisinya terbelah dan sebagiannya turun beberapa centimeter.

“Jalan yang terbelah ini kalau tidak segera diantisipasi terancam putus, karena sedikit saja hujan bisa amblas,” kata Sapri dan dibenarkan warga lainnya Malim Nadar (38) pagi ini.

Selain itu dua tanggul yang baru dibangun di sekitar Jongkong, desa Singgersing juga amblas. Sebelumnya, tanggul tersebut juga sudah ambruk sebelum selesai dikerjakan. Sementara di tikungan menanjak Simenjeren, desa Singgersing terjadi longsor yang menimbun badan jalan sepanjang sekitar enam meter dan menutup setengah badan jalan. Karena berada persis di tikungan dinilai sangat rawan kecelakaan.

Sumber : Waspada.co.id

Selasa, 06 September 2011

Inilah Data Terbaru Kerusakan Gempa Aceh

TUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 23:59

SUBULUSSALAM – Gempa berkekuatan 6,7 SR yang menimpa Aceh dan Sumatera pada Senin (6/9) kemarin dinyatakan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) tidak berpotensi tsunami. Gempa yang terjadi sekitar pukul 00:55:12 WIB ini terjadi di di kedalaman 78 km. Pusat gempa berada di 59 km Timur Laut Singkil Baru, Aceh.

Tercatat bebrapa kerusakan terjadi akibat gempa. Data terbaru yang diperoleh dari kantor Walikota Subulussalam hingga hari ini menyatakan satu orang tewas akibat terkena reruntuhan. Korban tewas tersebut bernama Dediansyah Putra alias Cok Abang yang berusia 10 tahun.

Selain itu, tercatat juga korban luka-luka akibat terkena reruntuhan bangunan. Korban tersebut antara lain, Jono (30) luka bagian leher terkena kabel listrik, Aan, luka terkena kaca, Siti Mala (33) luka di tangan kanan. Selanjutnya, Yuni (7) luka di pinggang. Lesmi (4) luka di paha, Rizki (1) luka di tengkuk. Ada lagi Yoga (12) luka lecet di telinga, Al Andrean (12) luka lecet di tangan, Arman (38) dan Istri Arman.

Sementara itu, tercatat kerusakan 66 unit rumah penduduk. Ada juga kerusakan bangunan sekolah. Rincian kerusakan bangunan pendidikan ini antara lain, TK 2 unit, SD 6 unit, Madrasah Ibtidaiah Negeri (MIN) 3 unit, SMP 3 unit, SMA 3 unit, Pondok Pesantren 3 unit, Akademi kebidanan sebanyak 1 unit.

Selanjutnya, ada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)/Pusat Kesehatan Masyarakat Desa (Poskesdes) 5 unit, Kantor Urusan Agama (KUA) 1 unit, dan toko 2 unit. Ada juga kerusakan di mesjid/mushalla 6 unit, aula kantor camat 1 unit.

Tak hanya itu, bangunan kantor dan pendopo Walikota Subulussalam retak. Selain itu dua unit jembatan putus dan Jalan Negara terbelah. “Kementerian Sosial menyiapkan bahan makanan dan kebutuhan lainnya, seperti tenda, senilai sekitar Rp1 miliar untuk para korban gempa,” ujar Walikota Subulussalam, Merah Sakti Kombih, hari ini.

Sementara itu, Menteri Sosial, Salim Segaf Al-Jufri menjamin stok makanan di Aceh aman hingga dua minggu ke depan. "Kita punya buffer stock di sana untuk dua minggu," kata Salim di Jakarta.

Sebelumnya, gempa bumi yang berpusat di Singkil terasa di sejumlah daerah Sumatera Utara seperti Nias, Medan, Tanah Karo, Dairi, Pakpak, Siantar dan Simalungun serta Tapanuli Tengah, Kisaran. Bahkan getaran ini juga terasa hingga ke Padang, Sumatera Barat.

Setelah terjadinya gempa, aliran listrik di Kota Singkil dan Subulussalam terputus. Satu unit tiang listrik di Singkil dilaporkan langsung tumbang yang mengakibatkan aliran listrik langsung padam.

Di Medan, guncangan gempa berlangsung kurang lebih 1 menit. Guncangan yang relatif kuat ini sempat membuat panik warga Medan, khususnya yang berada di gedung bertingkat. Tanpa dikomando, warga berlarian ke luar untuk menyelamatkan diri.

Kepanikan juga melanda sejumlah pasien Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi. Akibatnya, Ratusan pasien berlari ke luar rumah sakit serta merta dengan memboyong fasilitas medis yang masih menempel di badan pasien semisal infus. Bahkan pasien dan karyawan serta perawat dan tim medis yang berada di lantai 2 hingga 7 RSUD Pirngadi Medan sempat berebutan menuju tangga karena lift sempat terheti akibat matinya aliran listrik.

Selain di RSUD Pirngadi, pemandangan panik dan menyelamatkan diri juga terlihat di sejumlah hotel bertingkat tinggi di Medan seperti JW Marriot, Grand Angkasa, Danau Toba Internasional dan Grand Swissbell Hotel. Para penghuni dan karyawan hotel sempat berhamburan akibat gempa.

Sumber Waspada.co.id

Kerugian gempa di Subulussalam Rp40 M

TUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 22:06

BANDA ACEH - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Asmadi Syam melalui Kepala Bidang Pencegahan, Armia menyebutkan, kerugian gempa yang berkekuatan 6,7 SR pada Selasa (06/9) pukul 00.55 WIB di lokasi 2.81 LU — 97.85 BT dengan kedalaman 59 Km timur laut Aceh Singkil mencapai miliaran rupiah. “Laporan ini saya terima dari Kepala BPBD Kota Subussalam,” kata Armia malam ini.

Estimasi kerugian akibat bencana gempa tersebut untuk Kota Subulussalam mencapai Rp40 miliar. Selain satu orang yang meninggal juga ditemukan ratusan bangunan yang rusak berat, termasuk gedung DPRK Subulussalam.

Armia melanjutkan di Kota Subulussalam tidak ada titik pengungsian, hanya saja warga panik berhamburan keluar. Sedangkan di Aceh Singkil ada sekitar 60 KK yang mengungsi di lima titik di Kecamatan Rimo, Aceh Singkil. Namun hingga saat ini dilaporkan warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing. “Kondisi Aceh Singkil saat ini sudah berangsur normal kembali,” kata Armia.

Terkait korban jiwa dan bangunan yang rusak di Aceh Singkil sedang dalam proses pendataan. Armia menjelaskan untuk korban jiwa tidak ada di Singkil, namun kerusakan bangunan sedang dalam proses pendataan.

“Hingga saat ini kita belum tahu jumlah kerusakan akibat gempa di Aceh Singkil,” kata Armia. Ketika ditanya dana tanggap darurat BPBA, Armia mengatakan dana itu disediakan oleh Dinas.

Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh (DPKKA). Pihaknya akan mengusulkan ke Gubernur Aceh untuk dana tanggap darurat tersebut setelah ada data dan laporan secara lengkap. Untuk menghimpun data tersebut, pihaknya akan turun ke Aceh Singkil dan Subulussalam guna memantau dampak dari gempa 6,7 SR itu.

Kepala Badan Penanggulanggan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Singkil, Hendri Silalahi ketika dihubungi, mengatakan dampak gempa lebih berat di Kota Subulussalam. Saat ini kondisi di Aceh Singkil pasca gempa sudah kembali normal, warga sudah menjalankan aktifitas seperti biasanya dan instansi pemerinatahan juga normal.

Ketika ditanyai soal kerugian, Hendri mengaku belum bisa dilakukan perhitungan karena masih sedang dalam proses pendataan. Terkait kerusakan bangunan di Aceh Singkil hanya sebatas kerusakan ringan. Namun ada dua bangunan yang dikabarkan roboh rata dengan tanah, yaitu Panti Asuhan Suro di Singkil dan bangunan Puskesmas di Kecamatan Pulau Banyak. “Kedua bangunan itu baru saja di bangun dengan dana APBK dan belum diserah terimakan,” kata Hendri.

Sumber Waspada.co.id

Gempa, 66 rumah rusak di Subulussalam

TUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 19:07

SUBULUSSALAM – Data terbaru yang diperoleh dari kantor Walikota Subulussalam hingga tadi sore, tentang korban dan kerusakan akibat gempa, yakni korban jiwa satu orang, Dediansyah Putra alias Cok Abang berusia 10 tahun.

Sementara luka-luka akibat terkena reruntuhan bangunan, Jono (30) luka bagian leher terkena kabel listrik. Aan, luka terkena kaca, Siti Mala (33) luka tangan kanan.

Selanjutnya, Yuni (7) luka di pinggang.Lesmi (4) luka di paha, Rizki (1) luka di tengkuk. Yoga (12) luka lecet di telinga, Al Andrean (12) luka lecet di tangan, Arman (38) dan Istri Arman.

Sementara bangunan yang rusak, rumah penduduk 66 unit. Sekolah, TK 2 unit, SD 6 unit, Madrasah Ibtidaiah Negeri (MIN) 3 unit, SMP 3 unit, SMA 3 unit, Pondok Pesantren 3 unit, Akbid 1 unit.

Selanjutnya, Puskesmas/Poskesdes 5 unit, Kantor KUA 1 unit, toko 2 unit, masjid/mushalla 6 unit, aula kantor camat 1 unit. Bangunan Kantor Walikota Subulussalam dan Pendopo Walikota Subulussalam retak. Selain itu dua unit jembatan putus dan Jalan Negara terbelah.

Sumber Waspada.co.id

Gempa Aceh, 1 tewas di Subulussalam


TUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 02:12

MEDAN – Akibat gempa Singkil Aceh, seorang bocah berusia 12 tahun dilaporkan tewas tertimpa bangunan yang runtuh sesaat terjadinya gempa Singkil berkekuatan 6,7 SR.

Menurut Walikota Subulusalam Aceh Maura Sakti dalam laporannya dini hari ini mengatakan, bocah yang tewas tersebut lagi tertidur sedangkan rumah yang dihuninya runtuh yang mengenai korban.

Menurut Maura, warga dibantu aparat medis telah mengevakuasi mayat korban.

Selain korban jiwa, sejumlah rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan dan satu lainnya rusak parah. Suasana di Subulussalam sampai saat ini menurut Maura mencekam bahkan warga masih mewaspadai gempa susulan.

Bahkan Kota Subulussalam dilaporkan gelap gulita akibat terputusanya aliran listrik.

Masih menurut Maura, pihaknya masih menunggu laporna lanjut dari warga karena warga masih bertahan di luar rumah karena takut adanya gempa susulan. Kota

Subulusalam yang berjarak 60 Km dari Singkil yang merupakan pusat gempa namun, gempa Singkil dini hari tersebut hampir sama dengan gempa Aceh 2004 yang menyebabkan tsunami.

sumber Waspada.co.id

Puluhan rumah-masjid rusak di Aceh

TUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 13:05

BANDA ACEH - Gempa Bumi yang berkekuatan 6,7 SR tadi pagi, sekira pukul 00:55:12 WIB, yang berpusat di Singkil Baru, menyebabkan sejumlah rumah dan fasilitas public rusak di Kota Subussalam, yang merupakan kabupaten tetangga terdekat dengan Kabupaten Singkil.

Berdasarkan informasi yang disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Muslih yang siang ini, kerusakan akibat gempa bumi itu yang paling parah terjadi di Kota Subussalam.

Dijelaskannya kepada Waspada Online, adapun rincian data kerusakan akibat gempa tersebut adalah, jumlah korban jiwa meninggal 1 orang, luka ringan 3 orang. Sementara itu kerusakan rumah penduduk sebanyak 11 unit dan fasilitas publik yang hancur adalah sekolah 11 unit, masjid 5 unit, Mushalla 1 unit, puskesma 3 unit dan Puskesdes 2 unit.

Ditambahkannya, saat ini pihaknya terus memantau perkembangan situasi di sana, dan melakukan kordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat guna memudahkan proses bantuan untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari gempat yang terjadi pagi dinihari tadi.

Sebelumnya, akibat gempa bumi di Singkil, getaran gempa terasa di sejumlah daerah Sumatera Utara seperti Nias, Medan, Tanah Karo, Dairi, Pakpak, Siantar dan Simalungun serta Tapanuli Tengah, Kisaran. Bahkan terasa hingga ke Padang, Sumatera Barat.

Menurut data BMKG, gempa berada di kedalaman 78 km. Pusat gempa berada di 59 km Timur Laut Singkil Baru, Aceh. BMKG menyatakan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Setelah terjadinya gempa, aliran listrik di Kota Singkil dan Subulussalam terputus. Satu unit tiang listrik di Singkil dilaporkan langsung tumbang yang mengakibatkan aliran listrik langsung padam.

Walikota Subulussalam, Maura Sakti, menyatakan seluruh warga Subulussalam panik dikarenakan gempa dan padamnya aliran listrik. “Sekarang ini Kota Subulussalam gelap gulita karena aliran listrik terputus,” ujar Maura.

Di Medan, guncangan gempa berlangsung kurang lebih 1 menit. Guncangan yang relatif kuat ini sempat membuat panik warga Medan, khususnya yang berada di gedung bertingkat. Tanpa dikomando, warga berlarian ke luar untuk menyelamatkan diri.

Kepanikan juga melanda sejumlah pasien Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi. Akibatnya, Ratusan pasien berlari ke luar rumah sakit serta merta dengan memboyong fasilitas medis yang masih menempel di badan pasien semisal infus. Bahkan pasien dan karyawan serta perawat dan tim medis yang berada di lantai 2 hingga 7 RSUD Pirngadi Medan sempat berebutan menuju tangga karena lift sempat terheti akibat matinya aliran listrik.

Selain di RSUD Pirngadi, pemandangan panik dan menyelamatkan diri juga terlihat di sejumlah hotel bertingkat tinggi di Medan seperti JW Marriot, Grand Angkasa, Danau Toba Internasional dan Grand Swissbell Hotel. Para penghuni dan karyawan hotel sempat berhamburan akibat gempa.

Sumber Waspada.co.id

Polisi Amankan Seratus Ikat Kayu Lat Ilegal


Senin, 22 Agustus 2011 09:35 WIB

Seorang personell Polsek Simpang Kiri, Polres Aceh Singkil memperlihatkan 100 ikat kayu lat ilegal yang berhasil diamankan dalam sebuah penggerebekan, Sabtu (20/8). SERAMBI/KHALIDIN

SUBULUSSALAM - Perwira Penghubung (Liaison Officer/LO) Polres Kota Subulussalam dibantu aparat Kepolisian Sektor Simpang Kiri, Polres Aceh Singkil, Minggu (21/8) pagi berhasil mengamankan seratus ikat kayu sembarang keras jenis lat dari dua lokasi di wilayah Kecamatan Simpang Kiri yang diduga kuat hasil illegal. Kayu tersebut kini telah diamankan di Mapolres Kota Subulussalam untuk diproses lebih lanjut.

LO Polres Kota Subulussalam, Kompol Mirwazi kepada wartawan mengatakan, penggerebekan kayu illegal yang disembunyikan di semak-semak itu dilakukan usai shalat Subuh. Saat ini kata Kompol Mirwazi pemilik kayu temuan tersebut yang telah dikantongi identitasnya masih dalam target polisi (TO). “Identitas pemiliknya sudah kita kantongi, sekarang jadi TO kita,” kata Kompol Mirwazi.

Mirwazi menambahkan, kayu yang disita tersebut diduga kuat illegal. Pasalnya, di lokasi yang diduga menjadi pangkalan kayu tidak ada industri kayu yang memiliki izin. Selain itu, kayu disembunyikan di semak-semak. Polisi mensyinyalir, sudah ada beberapa kali kayu yang lolos dibawa ke Medan.

Karenanya, saat ini pihak kepolisian akan terus menggencarkan operasi terhadap penyelundupan kayu illegal. Mirwazi bahkan menyatakan pihaknya masih memiliki TO kayu illegal di wilayah Kota Subulussalam.

Penyelundupan kayu
Sebelumnya, pada Sabtu pekan lalu, Satuan Reskrim Polres Aceh Singkil, juga menggagalkan penyelundupan kayu illegal dari Subulussalam ke Medan, Sumatera Utara. Polisi melakukan penangkapan, lantaran kayu tersebut menggunakan dokumen palsu dan asal usul perizinanannya sudah mati.

Kapolres Aceh Singkil AKBP H Helmi Kwarta, melalui Kasat Reskrim Iptu Benny Cahyadi, Senin (15/8) mengatakan, kayu tersebut diselundupkan menggunakan tronton, ditangkap di kawasan Kecamatan Simpang Kiri. “Modusnya, diangkut menjelang Magrib, dengan pengawalan mobil Avanza milik yang punya,” kata Benny yang memimpin penangkapan tronton pengangkut kayu campuran.

Menurut Benny, kayu tersebut asal muasalnya dari lokasi HGU PT Mitra Sejati Sejahtra Bersama (MSSB). Perusahan tersebut bekerja sama dengan CV Sumber Makmur, sebagai pemiliki IPK, sedangkan komersilisasinya dilakukan CV Amirulah Perangin-angin, sebagai pemilik faktur kayu olahan (Fako). Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara IPK CV Sumber Makmur sudah habis 26 Mei 2011, sementara Fako diduga dibuat oleh oknum Kabid Kehutanan Subulussalam berinisial BA. Disebutkan, Fako berdasarkan peraturan Menteri Kehutanan harus dibuat Dinas Kehutanan Provinsi. Dinas kehutanan Kota Subulussalam katanya, tidak bisa menerbitkan. Kecuali hanya merekomendasikan. Penyelundupan kayu antar provinsi tersebut diduga sudah berulang. Namun karena ijinnya dianggap lengkap maka, lolos dari perhatian petugas.(kh/c39)

Sumber Serambinews.com

Subulussalam Terbelah

THURSDAY, 08 SEPTEMBER 2011 17:10

SUBULUSSALAM - Ekses gempa berkekuatan 6,7 SR pada Selasa (6/9) dini hari bukan hanya merenggut korban jiwa dan merusak bangunan milik masyarakat maupun fasilitas publik lainnya, bahkan Bumi Subulussalam yang merupakan salah satu kawasan terdekat dengan pusat gempa ikut terbelah di beberapa bagiannya.

Informasi di lapangan hari ini, rongga memanjang yang membentuk belahan terlihat antara lain pada badan jalan nasional Aceh-Sumut sepanjang tidak kurang empat kilometer, tepatnya di sekitar tanjakan dan tikungan Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.

Kadis PU Kota Subulussalam, Anasri mengatakan, jika dalam seminggu ke depan tidak ada perbaikan jalur utama Aceh-Sumut itu, diyakini akan memunculkan persoalan serius di bidang transportasi. “Kami sudah laporkan masalah ini ke BMCK Aceh,” kata Anasri.

Ada puluhan titik rekahan badan jalan maupun di luar badan jalan akibat gempa yang memunculkan kepanikan luar biasa itu. Rongga memanjang berbentuk parit itu rata-rata selebar enam centimeter dengan kedalaman mencapai 1,5 hingga 2 meter. Bahkan pada salah satu ruas yang terbilang parah ketika diinjak seperti mengeper sehingga dikuatirkan akan ambruk bila dilindas oleh kendaraan berat.

Titik-titik bumi yang terbelah tersebut terjadi sejak dari Jembatan Lae Terutung, Perkebunan PT Laot Bangko hingga tanjakan menikung Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat.

Selain itu, dua tanggul yang baru dibangun di sekitar Jongkong, Desa Singgersing juga ambruk. Sebelumnya, tanggul tersebut juga sempat ambruk sebelum selesai dikerjakan. Sedangkan di tikungan menanjak Simenjeren, Desa Singgersing terjadi longsor yang menimbun badan jalan sepanjang sekitar enam meter dan menutup setengah badan jalan.

Walikota Subulussalam, Merah Sakti didampingi LO Polres Kota Subulussalam Kompol Mirwazi, Pabung TNI Mayor M Saying, dan Wakil Ketua DPRK Karlinus, Ketua Komisi B Netap Ginting dan Kadis PU Anasri meninjau jalan nasional yang terbelah itu. Walikota langsung menghubungi Kadis BMCK Aceh melalui telepon melaporkan kondisi di lapangan. “Ini harus segera dicegah, kalau melihat kondisi jalan ini truk tidak bisa lewat,

Sumber Waspada.co.id

Gempa susulan terjadi, warga Singkil mengungsi

TUESDAY, 06 SEPTEMBER 2011 03:12

MEDAN – Hingga detik ini, gempa susulan masih terjadi di wilayah Singkil pasca gempa berkekuatan 6,7 SR mengguncang Singkil sekitar pukul 01.55 WIB.

Walaupun getaran gempa susulan kekuatannya relatif kecil namunm gempa tersebut membuat warga panic. Sehingga warga mulai mengungsi ke tempat tinggi dan ke pegunungan.

Kondisi dihantui dengan kemungkinan terjadinya tsunami karena Singkil yang persis berada di bibir pesisir barat Aceh walaupun BMKG menyebut bahwa gempa Singkil tak berpotensi tsunami.

Warga Singkil, Rustam kepada Waspada Online, dini hari ini mengatakan, sudah ratusan warga mengungsi ke tempat tinggi seperti Simpang Tugu dan Limbo dan menjauh dari bibir pantai untuk berjaga-jaga kemungkinan terjadinya tsunami menyusul masih aktifnya gempa susulan walaupun kekuatannya melemah.

Selain membuat warga katakutan, gempa Singkil juga mengakibatkan seorang boca berusis 10 tahun bernama Dediansyah warha Jalan Adam Kamil Singkil tewas tertimbun bangunan rumahnya setelah bangunan berlantai II sebuah Akademi Kebidanan ambruk dan menimpa rumah korban.

Menurut Rustma, saat itu bocah malang tersebut sedang tertidur dan gempa terjadi hingga bangunan Akbid tersebut ambruk dan menimpa kediaman korban yang persis disisi bangunan Akbid yang lebih dikenal dengan gedung oyon.

Dikatakan, akibat gempa Singkil tersebut, ratusan rumah dikabarkan rusak dan retak-retak. Suasana Kota Singkil masih gelap gulita akibat terputusnya aliran listrik dan warga bertahan di luar rumah dan berjaga-jaga untuk melihat perkembangan air pantai.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang berkekuatan 6,7 SR tersebut terjadi pukul 00.55 WIB, Selasa (6/9/2011).

Koordinat gempa berada di 2.81 LU - 97.85 BT. Pusat gempa berada 59 kilometer Timur laut Singkil Baru, Aceh, atau 78 kilometer Barat Daya Kabanjahe, Sumut. Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Sumber waspada.co.id